Salin Artikel

Buntut Pengancaman Pramugara, Polda Bali Perketat Pengawasan di Bandara Ngurah Rai

BADUNG, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah (Polda) Bali memperketat pengawasan terhadap para pelaku usaha di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terulangnya peristiwa pengancaman terhadap pengunjung oleh sopir taksi karena tawaran jasanya ditolak.

Diketahui, SF (27), pramugara di salah satu maskapai penerbangan swasta diancam oleh seorang sopir taksi berinisial IWS (42).

"Secara terpadu ada (penertiban), karena kami ada pengawasan khusus siapa yang bisa masuk ke sini pasti harus ada izin," kata Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra kepada wartawan saat mengecek kesiapan Posko Mudik Lebaran Tahun 2022 di Bandara Internasional Ngurah Rai, Selasa (26/4/2022).

Danu Jayan mengatakan, pengawasan ini akan melibatkan berbagai unsur, baik dari pihak PT Angkasa Pura II Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai maupun Dinas Perhubungan Provinsi Bali.

Pengawasan itu dilakukan dengan mendata kembali surat izin dan identitas pelaku usaha dan sopir taksi di area bandara.

Pelaku usaha dan sopir taksi yang tidak memiliki izin dagang atau angkut penumpang di area bandara akan ditertibkan.

Danu Jayan menegaskan, segala jenis usaha yang ada di bandara harus memberi rasa nyaman, baik kepada pengunjung maupun kepada pengguna jasa di bandara.

"Kalau ada merasa pengunjung atau wisatawan atau pengguna jasa di bandara yang merasa kurang nyaman itu yang kita antisipasi, jangan sampai itu terjadi," katanya.

Danu Jayan mengaku telah menginstruksikan Kapolres Kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai AKBP Dayu Wikarniti untuk melakukan patroli secara rutin.

"Saya sudah menugaskan Kapolres untuk menggelar anggotanya melaksanakan patroli preventif," katanya.

Danu Jayan juga meminta para pengunjung di bandara yang merasa mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari sopir taksi atau pelaku usaha lainnya agar segera melapor ke Polres Kawasan Bandara Ngurah Rai.


Polres Kawasan Bandara berada di dekat area Terminal Kedatangan Domestik Ngurah Rai.

"Ada ketidaknyamanan dari pada turis atau penggunaan jasa di bandara yang merasa terganggu silakan laporkan ke petugas yang ada. Kami pun secara periodik akan melaksanakan patroli di kawasan bandara ini," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, kasus pengancaman oleh sopir taksi terhadap seorang pramugara di Bandara I Gusti Ngurah Rai terjadi pada Jumat (22/4/2022) sekitar pukul 9.30 Wita. Korban datang ke bandara untuk mendapatkan vaksin booster demi urusan pekerjaan.

Setelah mendapatkan vaksin, korban berjalan kaki menuju area parkir sepeda motor. Saat berada di sebelah timur area parkir roda empat, tiba-tiba datang pelaku IWS menawarkan jasa angkutan taksi dengan ongkos Rp 50.000.

Sopir taksi tersebut ngotot menawarkan jasa walaupun korban sudah menolak tawaran tersebut sampai mengeluarkan kata-kata ancaman.

Atas kejadian itu, korban kemudian melayangkan aduan kepada pihak Angkasa Pura II Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai melalui e-mail. Laporan itu diteruskan ke pihak Polres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Setelah itu, korban dan pelaku dipertemukan di Polres Bandara Ngurah Rai pada Minggu (24/4/2022). Hasilnya, mereka sepakat berdamai. Kasus tersebut akhirnya dihentikan.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/04/26/120027678/buntut-pengancaman-pramugara-polda-bali-perketat-pengawasan-di-bandara

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com