Salin Artikel

Cerita Pemudik di Pelabuhan Gilimanuk, Rela Menunggu Belasan Jam untuk Masuk ke Kapal

DENPASAR, KOMPAS.com - Pemudik yang mengendarai mobil masih terlihat memadati area kantong parkir di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali pada H-3 Lebaran 2022, Jumat (29/4/2022).

Mereka rela mengantre selama belasan jam untuk masuk ke area parkir dermaga sebelum diarahkan petugas ke kapal yang akan menyebrang ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.

Salah satu pemudik bernama Ahmad Sodik, mengatakan sempat menunggu selama kurang lebih 11 jam sebelum masuk ke dermaga.

Pemudik yang datang dari Denpasar ini mengaku tiba di kantong parkir khusus untuk kendaraan roda empat pada 02.00 Wita dan baru bisa masuk ke area parkir dermaga pada pukul 10.30 Wita.

Meski demikian, Sodik mengaku antrean yang lama ini cukup wajar dikarenakan selama dua tahun terakhir banyak orang tidak mudik karena pandemi Covid-19.

"Normalah, namanya juga dua tahun orang banyak tidak mudik. Tahun ini orang bisa mudik karena liburannya pas (dengan) liburan anak sekolah," kata pria yang hendak mudik ke Banyuwangi ini.

Sementara itu, Hendra, salah satu pemudik tujuan Denpasar-Jember, Jawa Timur, mengatakan arus lalu lintas dari Denpasar menuju Pelabuhan Gilimanuk cukup lancar.

Menurutnya, arus mudik saat ini cukup lancar dibandingkan dengan arus mudik tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19.

Saat itu, antrean kendaraan sangat padat dan mengular.

"Sejauh ini tidak ada kesulitan, kalau dari pengalaman tiga tahun lalu. Itu dari Alas Cekik (hutan Taman Nasional Bali Barat) mengantre ke sini," katanya.

Sementara itu Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gede Juliana, mengatakan volume kendaraan masuk ke pelabuhan Gilimanuk dipadati oleh pemudik yang mengendarai kendaraan roda empat atau mobil.

Meski demikian, tidak ada titik kemacetan yang terjadi. Arus lalu lintas berlangsung lancar.

"Dari pagi tadi sampai siang ini masih mengalir, tidak ada antrean sampai di jalan, artinya di luar pelabuhan," katanya.

Dewa mengatakan, antrean terjadi pada saat kendaraan menunggu giliran untuk masuk ke kapal.

"Didominasi oleh kendaraan kecil (mobil), untuk roda dua (sepeda motor) siang ini tidak terlalu panjang antrean. Namun antrean di pelabuhan untuk menunggu giliran kapal," katanya.

"Jadi mudah-mudahan bisa berjalan lancar, terutama yang kita antisipasi sore menjelang malam sampe besok pagi itu yg masyarakat banyak memanfaatkan waktu itu untum menghindari terik panas (matahari)," katanya.

Berdasarkan data Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Pelabuhan Gilimanuk, per Kamis (28/4/2022) atau H-4 Lebaran 2022 ada 21.912 penumpang yang keluar dari Bali menuju Jawa.

Adapun total kendaraan mencapai 7.310 unit

Sementara itu, sejak 22 april atau H-10 hingga H-4 Lebaran, jumlah penumpang yang keluar Bali tercatat sebanyak 150.419 orang dan total kendaraan sebanyak 48.487 unit.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/04/29/154902978/cerita-pemudik-di-pelabuhan-gilimanuk-rela-menunggu-belasan-jam-untuk-masuk

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com