Salin Artikel

Hilang 2 Hari Usai Pamit Cari Pakan Sapi, Pria di Bali Ditemukan Tewas Mengapung di Perairan Nusa Penida

Kasi Humas Polres Klungkung Iptu Agus Widiono mengatakan, korban merupakan warga Banjar Pelilit, Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Bali.

Sebelum ditemukan, korban sempat dilaporkan hilang usai pamit mencari makanan sapi di pinggir Pantai Pelilit, Nusa Penida, pada Jumat (7/5/2022).

"(Korban) hilang pada hari Jumat tanggal 7 Mei 2022 saat korban mencari makanan sapi di kebunnya yang dekat dengan Pantai Pelilit," kata Widiono dalam keterangan rilis, Senin.

Widiono mengatakan, korban pertama kali ditemukan oleh warga yang berada di atas tebing yang melihat sesosok mayat terapung-apung di bibir tebing perairan Pantai Atuh, Nusa Penida.

Penemuan mayat tersebut kemudian di laporkan ke pihak kepolisian dan Basarnas Bali.

"Melihat medan yang sangat ekstrem menuju lokasi, maka upaya evakuasi lewat darat tidak memungkinkan. Oleh karena itu diambil tindakan mengevakuasi korban lewat laut dengan menggunakan tradisional boat (jukung)," katanya.

Selanjutnya, pada pukul 06.00 Wita, petugas gabungan dari Polri, TNI, Basarnas, dan warga setempat kemudian menyisir ke lokasi mayat tersebut terapung.

Para petugas baru tiba di lokasi pada pada pukul 11.00 Wita.

Kemudian, petugas mengevakuasi korban ke darat dan membawa jenazah ke Rumah Sakit Pratama untuk diidentifikasi.

"Setelah perjalanan sekitar 45 menit lewat laut, kemudian korban diturunkan di sekitar pinggir pantai Banjar Karang Sari, Desa Suana, Nusa Penida," kata Widodo.

Sementara itu, Kepala Kantor Basarnas Gede Darmada, mengatakan pihaknya mendapat laporan terkait penemuan mayat di Pantai Atuh, Nusa Penida, pada Minggu (8/5/2022) sore.

Selanjutnya, 4 personel Unit Siaga SAR Nusa Penida digerakkan untuk melakukan pencarian menggunakan Rigid Inflatable Boat.

Tim SAR bertolak dari Dermaga Segitiga Emas Nusa Penida.

Namun, pencarian hingga tengah malam tersebut tidak membuahkan hasil karena jarak pandang terbatas.

Pencarian kemudian dilanjutkan pada Senin pagi, dengan melibatkan pihak kepolisian, TNI, dan nelayan setempat.

Petugas kemudian bergerak menuju lokasi pertama mayat tersebut terlihat namun tidak ditemukan. Petugas kemudian melakukan penyisiran di sekitar lokasi tersebut.

Hingga akhirnya menemukan mayat tersebut dalam kondisi terapung tanpa pakaian dan tubuhnya sudah membengkak.

"Pagi tadi operasi SAR kembali dilanjutkan mulai pukul 06.00 Wita. Tak lama berselang, jenazahnya ditemukan terdampar di Pantai Suwehan, Nusa Penida," katanya.

"Lokasi penemuannya berada di koordinat 8°47'49.51"S-115°36'18.02"T, yakni sebelah barat laut dari lokasi pertama terlihat yang berjarak 0.5 NM," tambah Darmada.


https://denpasar.kompas.com/read/2022/05/09/152343078/hilang-2-hari-usai-pamit-cari-pakan-sapi-pria-di-bali-ditemukan-tewas

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com