Salin Artikel

Ketika Wapres Ma'ruf Amin Jadi Pembeli Pertama bagi Pedagang di Pantai Jerman Bali

Ayu (52), salah penjual pakaian mengaku Ma'ruf Amin bersama sang istri, Wury Ma’ruf Amin, menjadi orang pertama yang belanja di lapaknya pada Selasa (10/5/2022).

Saat itu, Ma'ruf Amin memborong beberapa barang mulai dari topi, dompet, dan tas khas oleh-oleh Bali.

"Tadi belanja topi, tas, dompet. Kami senang karena beliau dapat berkunjung ke sini," kata Ayu dengan nada bahagia di lokasi, Selasa.

Ayu mengatakan, total uang yang keluar dari dompet orang nomor dua di Indonesia itu mencapai Rp 1.200.000.

"Tadi belanja Rp 1.200.000. (Topi) Koboi ada delapan biji (buah), Dompet lima biji (buah), kalau celana beli di sebelah," katanya.

Selain untuk oleh-oleh, Ayu mengatakan, Ma'ruf Amin membeli topi dan celana tersebut untuk dipakai saat berkebun.

"Beliau (Wapres Ma'ruf Amin) pakai untuk oleh-oleh dan untuk buat ke kebun," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Ma'ruf Amin memuji kesabaran dan keuletan para pedagang setempat yang tetap semangat dalam menjalani usaha meski terkena dampak pandemi Covid-19.

"Saya lihat walaupun sudah pernah mengalami tekanan selama corona tapi semangat tidak patah, tadi saya bicara dengan mereka tetap semangatnya masih tinggi," katanya.


Ma'ruf Amin mengatakan, kondisi ekonomi pelaku pariwisata di Pantai Jerman sudah mulai bergeliat sejak penerbangan internasional kembali dibuka.

Apalagi, pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan relaksasi untuk menggenjot ekonomi masyarakat.

"Hari ini saya berkunjung ke Pantai Jerman untuk melihat UMKM dan saya melihat bahwa kegiatan ekonomi masyarakat di Bali khususnya di Pantai Jerman sudah mulai tumbuh," katanya.

Ia mengatakan, kasus pandemi Covid-19 di Bali sudah sangat terkendali berkat antusiasme masyarakat untuk mendapatkan vaksin dosis ketiga atau booster.

Seiring dengan itu, Ia meminta pelaku pariwisata dan instasi terkait untuk gencar memberikan informasi kepada turis baik domestik maupun mancanegara bahwa Bali sudah aman untuk dikunjungi.

"Semuanya sudah divaksin. Oleh karena itu memang wisatawan enggak perlu khawatir untuk datang ke Bali. Booster-nya sudah sudah 70 persen," katanya.

"Ini perlu disebarluaskan kemana-mana untuk di Indonesia maupun ke mancanegara dan kita harapkan dalam waktu tidak lama kembali normal seperti sebelum Covid-19," tambahnya.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/05/11/113258678/ketika-wapres-maruf-amin-jadi-pembeli-pertama-bagi-pedagang-di-pantai

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com