Salin Artikel

Residivis Pencurian di Bandara Ngurah Rai Kembali Berulah, Kali Ini Sasar Turis asal Rusia

BADUNG, KOMPAS.com - Seorang residivis kasus pencurian di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, berinisial SU (42), kembali berulah. Kali ini, dia mencuri tas berisi barang berharga senilai Rp 33 juta milik seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Stanislav Karpekin (21).

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Iptu I Kadek Supendodi mengatakan, pencurian itu terjadi di salah satu kedai ternama yang ada di terminal kedatangan domestik Bandara I Gusti Ngurah Rai pada Kamis (12/5/2022) sekitar pukul 13.00 Wita.

Awalnya, korban bersama pacarnya bernama Daria Bakaneva datang ke bandara untuk mencari tiket pesawat perjalanan pulang ke negaranya.

Saat itu, korban membawa tas gendong warna hitam berisi dua unit laptop lengkap dengan charger, dompet, paspor, dan beberapa pakaian serta perlengkapan makeup.

Korban bersama pacarnya masuk ke kedai dengan terlebih dahulu menaruh tasnya di kursi bagian belakang, kemudian beranjak memesan minuman di kasir.

Korban baru menyadari tasnya sudah dibawa lari maling setelah hendak keluar dari kedai.

"Sekitar pukul 13.15 Wita korban baru menyadari tas miliknya hilang saat hendak beranjak keluar dari kedai," kata Supendodi dalam keterangan tertulis, Jumat (13/5/2022).

Supendodi mengatakan, aksi pencurian tersebut terungkap setelah korban dan penjaga kedai mengecek rekaman CCTV. Dalam rekaman video tersebut, pelaku yang saat itu memakai baju hijau tua, celana krem, sepatu cokelat dan mengenakan topi terlihat mengambil tas milik korban.

Selanjutnya, korban melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian bandara. Petugas kemudian bergerak cepat melakukan olah TKP di lokasi dan mengecek rekaman CCTV.

"Dari analisa rekaman CCTV penyelidikan mengarah kepada ciri-ciri pelaku yang merupakan seorang residivis pencurian di terminal Internasional Bandara Ngurah Rai tahun 2016," ungkapnya.


Pada hari yang sama, sekitar pukul 18.00 Wita, polisi berhasil menangkap pelaku di tempat tinggalnya di Gandha Apartement Kamar A 108, Jalan Gunung Soputan 1A, Denpasar.

Saat diamankan, polisi hanya menemukan barang bukti berupa paspor dan dua airpod milik korban. Sedangkan dua buah laptop milik korban sudah dijual oleh pelaku.

Selanjutnya, korban berserta barang bukti dibawa ke Polres Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai untuk diproses lebih lanjut. Polisi juga masih mencari orang yang telah membeli laptop dari pelaku.

"Pelaku mengakui bahwa laptop dan airpod tersebut rencananya akan dijual, namun belum terjual airpod. Dan, laptop masih dalam penyelidikan," katanya.

Atas kejadian ini, korban mengalami kerugian kurang lebih Rp 33 juta. Sedangkan pelaku dijerat dengan Pasal 362 KUHP dengan ancaman pidana penjara maksimal 5 tahun.

"Korban WN Rusia tersebut sudah kembali ke negaranya (13/5/2022), sedangkan paspornya dan salah satu barang bukti yang ditemukan sudah diberikan sama korban," kata Supendodi.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/05/13/212811178/residivis-pencurian-di-bandara-ngurah-rai-kembali-berulah-kali-ini-sasar

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com