Salin Artikel

Nestapa Bocah SD di Badung, Diserang Monyet Saat Berangkat ke Sekolah, Kesulitan Dapat Vaksin Anti-rabies

Kejadian tersebut terjadi saat keduanya hendak berangkat ke sekolah pada Jumat (13/5/2022) sekitar pukul 07.00 Wita.

Kesulitan cari Vaksin Anti-rabies

JT (29), selaku kakak korban mengatakan, akibat kejadian tersebut kedua adiknya mengalami luka cakar di beberapa bagian tubuh.

"Adik saya dua, yang satu perempuan dan satunya laki-laki. Keduanya kena cakar dan gigit. Yang parah itu adik laki-laki digigit sampai ada luka robek," kata JT, Sabtu (14/5/2022).

Ia mengaku sempat pontang-panting mencari fasilitas kesehatan (Faskes) milik pemerintah yang menyediakan vaksin anti rabies (VAR) agar segara diberikan ke kedua adiknya tersebut.

"Kami larikan ke RS Udayana (Jimbaran) ternyata vaksinnya habis. Sampai saya minta info ke RSUP Sanglah (Denpasar), di sana juga habis," katanya.

Ke RS swasta

Dalam keadaan panik dan keterbatasan informasi terkait keberadaan VAR di wilayah Badung, JT bersama orang tuanya kemudian melarikan kedua korban ke RS Swasta agar segera mendapat tindakan.

Namun mereka harus rela mengeluarkan biaya untuk vaksin yang bisa didapatkan dengan gratis di faskes milik pemerintah.

"Kami ke klinik berbayar untuk dua anak itu Rp 2,8 juta. Biasanya kan gratis dan ini tidak sekali dan masih berlanjut 3 kali vaksin," katanya.


JT kemudian berinisiatif untuk mengunggah kejadian yang menimpa kedua adiknya itu ke media sosial hingga mendapat perhatian dari warganet.

Dia sengaja mengangkat kejadian tersebut di media sosial agar kelangkaan VAR di faskes milik pemerintah segara ditangani.

Paling penting, lanjutnya, monyet yang diduga hewan peliharaan yang telah menyerang keduanya adiknya segara dikandangkan.

Apalagi di hari yang sama, JT mendengar anak dari tetangganya juga diserang oleh monyet tersebut.

"Biar monyetnya cepat ketangkap dan enggak ada korban lagi karena banyak anak-anak di perumahan saya," katanya.

Penjelasan Kadinkes Bali

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Bali I Nyoman Gede Anom membenarkan terkait kelangkaan stok vaksin di beberapa Faskes milik pemerintah di wilayah Badung.

"Di Badung ya masih kosong. Kalau ada koordinasi ke kami masih bisa kita (atasi) , kita ada stok tapi enggak ada laporan ke kita," Anom saat ditemui di Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung.

Anom mengatakan faskes swasta yang masih memiliki stok VAR karena diperoleh dengan cara membeli. Sehingga mereka mematok harga sekitar Rp 500.000 per dosis.

"Itu pihak swasta. Kalau kita gratis. Kalau di negeri drop dari Kemenkes. Kalau swasta ada yang membeli sendiri dan itu mahal, sekali suntik Rp 500 ribuan. Dan harus empat kali suntik," katanya.

Ia meminta masyarakat yang terkena gigitan hewan penular rabies (HPR) segera ke Puskesmas terdekat lebih dahulu agar lekas mendapat pertolongan.

"Mohon disampaikan ke masyarakat kalau ada kena gigit hewan pertama ke puskesmas dulu," katanya.

Kasubag Tata Usaha BKSDA Bali, Prawono Meruanto mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan terkait kejadian monyet yang menyerang kedua siswa SD tersebut.

Namun, dia memastikan akan segara meminta petugas turun ke lokasi untuk mengecek keberadaan monyet tersebut.

"Saya akan segera mungkin minta teman-teman (petugas) merapat ke seputaran jimbaran untuk mengecek keberadaan monyet tersebut," kata dia melalui pesan suara Whatsapp pada Sabtu.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/05/14/134255978/nestapa-bocah-sd-di-badung-diserang-monyet-saat-berangkat-ke-sekolah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke