Salin Artikel

Cintanya Diputus Sepihak, Pria di Bali Pukul Kepala Sendiri Pakai Batu hingga Pingsan, Dikira Korban Pengeroyokan

Dia kemudian ditemukan tergeletak dengan kondisi bersimbah darah di Jalan Mulawarman, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Bali pada Sabtu (14/5/2022) malam.

Warga sempat mengira pria tersebut adalah korban pengeroyokan.

Kepala Polsek (Kapolsek) Denpasar Utara Iptu Carlos Dolesgit mengatakan, korban diketahui berinisial MIR (20), warga asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Carlos menegaskan, peristiwa itu bukan kasus pengeroyokan.

Korban rupanya nekat memukul kepalanya sendiri memakai batu hingga terluka dan jatuh pingsan. Penyebabnya karena persoalan asmara.

"Jadi dapat saya tegaskan sebenarnya tidak pernah terjadi peristiwa pengeroyokan. Yang terjadi adalah MIR memukul kepalanya sendiri karena ada permasalahan asmara," kata Carlos dalam keterangan tertulis, Selasa (17/5/2022).

Carlos menjelaskan, kejadian tersebut berawal ketika MIR, A, dan B sepakat bertemu di lokasi kejadian untuk menyelesaikan persoalan cinta segitiga yang membelenggu mereka.

Saat itu, sang perempuan berinisial A, datang ditemani oleh kakaknya bernama AG.

Dalam pertemuan itu, A memutuskan untuk tetap memilih B sebagai kekasih hatinya dan mengakhiri hubungannya dengan MIR.


Keputusan itu memicu cekcok antara MIR dan B, yang kemudian dilerai oleh AG.

Secara spontan, MIR mengambil batu di sekitar lokasi kemudian memukul dirinya sendiri hingga tak sadarkan diri.

"Melihat peristiwa itu A, B dan AG merasa takut MIR memukul kepalanya sampai berdarah kemudian meninggalkan lokasi," kata Carlos.

Carlos mengatakan, keberadaan korban pertama kali diketahui oleh warga yang melintas di sekitar lokasi.

Warga kemudian meminta bantuan BPBD Kota Denpasar untuk mengevakuasi korban ke RSUD Wangaya.

Kemudian, foto yang memperlihatkannya MIR tengah dievakuasi oleh petugas BPBD Kota Denpasar dengan keterangan MIR sebagai korban pengeroyokan, viral di media sosial.

Polisi kemudian melakukan penyelidikan terhadap peristiwa dengan meminta keterangan dari MIR, A, B dan AG. Korban mengaku memukul dirinya sendiri pakai batu hanya untuk membuat A senang.

"Pengakuan MIR memang benar pada saat kejadian dirinya mengambil batu dan memukul kepalanya sebanyak dua kali dengan alasan agar A senang dan dirinya juga mengaku tidak ada peristiwa pengeroyokan seperti yang viral di media sosial," kata Carlos.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/05/17/134041178/cintanya-diputus-sepihak-pria-di-bali-pukul-kepala-sendiri-pakai-batu

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com