Salin Artikel

Kebijakan Lepas Masker Bawa Angin Segar bagi Pariwisata di Bali

DENPASAR, KOMPAS.COM - Kebijakan pemerintah yang mengizinkan warga lepas masker di area terbuka membawa angin segar bagi pariwisata di Bali. 

Kunjungan wisatawan di beberapa obyek wisata alam di Pulau Dewata meningkat setelah kebijakan ini diterapkan.

"Bersyukur sudah ada peningkatan (wisatawan)," kata Ni Kadek Niti, selaku Bagian Promosi Daerah Tempat Wisata Tanah Lot, Tabanan, Bali saat dihubungi pada Kamis (26/5/2022).

Kadek mengatakan, meski belum mendekati normal, sejumlah kebijakan pelonggaran dari pemerintah telah berdampak pada kunjungan wisatawan di Tanah Lot dengan angka rata-rata mencapai 3.000 orang per hari. 

Kendati sudah bisa melepas masker, pihaknya tetap mewajibkan para pengunjung untuk menggunakan aplikasi PeduliLindungi dan protokol kesehatan lainnya seperti mencuci tangan.

"Untuk aplikasi PeduliLindungi masih tetap diterapkan," katanya.

Kondisi serupa juga ditemukan di obyek wisata di sepanjang Pantai Sanur, Denpasar, Bali.

Dari pantauan Kompas.com, di beberapa area pantai seperti Pantai Matahari Terbit, Pantai Sindhu, Pantai Karang, dan Pantai Mertasari ramai dikunjungi warga lokal maupun wisatawan.

Hampir seluruh wisatawan ini sudah tidak lagi memakai masker. Terkecuali para pedagang makanan dan penjual oleh-oleh khas Bali.

Toko kembali buka

Bendesa Adat Intaran, Sanur, I Gusti Agung Alit Kencana mengatakan, kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara mulai meningkat seiring dengan berbagai kebijakan pelonggaran dari pemerintah.

Beberapa tempat usaha yang pada saat pandemi Covid-19 terpaksa harus tutup karena tidak wisatawan, kini sudah mulai buka lagi.

"Dengan adanya kunjungan wisatawan asing yang sudah mulai berdatangan ke Sanur itu sudah memberikan dampak positif. Ada yang dulunya (saat Covid-19) art shop tidak buka, restoran tidak buka, sudah mulai buka sekarang," katanya.

Menurutnya, berbagai kebijakan pelonggaran dari pemerintah ini telah membantu para pelaku pariwisata di tempatnya.

Rata-rata kunjungan wisatawan ke pantai Sanur pada hari biasa mencapai angka 1.000 orang per hari. Namun, pada saat hari libur atau akhir pekan meningkat hingga 5.000 orang.

"Apa yang dilakukan pemerintah itu sangat membantu wilayah kami. Karena kami sangat tergantung sekali dengan kunjungan wisatawan. Kalau tidak ada pariwisata, kami kosong tidak ada apa-apa. Bahkan hampir kolaps," katanya.

Kencana mengatakan, sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah, capaian vaksin booster di wilayah Sanur sudah mencapai 90 persen dari 25.000 jumlah penduduk.

Selain itu, pengelola juga tetap mewajibkan wisatawan mengunakan aplikasi PeduliLindungi.

Hal ini untuk mendeteksi ada atau tidak wisatawan yang terpapar virus corona. Wisatawan yang dinyatakan positif corona tak bakal diizinkan masuk ke Pantai Sanur.

"Sekarang ini kan pemerintah melakukan pelonggaran termasuk juga orang berkunjung yang domestik tidak lagi perlu antigen PCR test, tapi kami tetap menerapkan aplikasi PeduliLindungi," katanya.

Tak perlu beli masker

Sementara itu salah satu wisatawan yang ingin menyeberang ke Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali, bernama Santosa, berharap kebijakan lepas masker ini akan terus berlaku.

Menurut dia, kebijakan ini sangat membantu saat dirinya sedang beraktivitas di luar kantor dan menghemat uang saku karena tidak perlu lagi membeli masker.

"Kalau belanja gitu ke pasar, antar anak sekolah kan enggak harus pakai masker lagi, kerja saja di kantor baru pakai masker," katanya.

Hal yang sama juga dirasakan seorang turis asal Jerman bernama Sewo Martha (32), yang sangat merasakan kenyamanan saat berwisata di Bali tanpa harus mengunakan masker.

“Tentu saja berwisata tanpa masker lebih baik, lebih nyaman,” katanya.

Martha mengaku dia hanya tidak memakai masker saat berada di luar ruangan. Namun, apabila sudah berada di tempat tertutup dia tetap menggunakan masker.

"Kadang-kadang saja memakai masker kalau di hotel,” kata dia.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/05/27/111139278/kebijakan-lepas-masker-bawa-angin-segar-bagi-pariwisata-di-bali

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com