Mereka diduga keracunan usai menyantap nasi bungkus pemberian sekolah saat acara perpisahan.
84 siswa tersebut dilarikan ke RSUD Buleleng karena lemas, pusing, serta mual. Dan sekitar 20 siswa di antaranya masih dirawat karena kekurangan cairan.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha menjelaskan, mual dan muntah salah satu karakteristik keracunan. Itu merupakan respons tubuh ketika menangkap sesuatu yang tidak baik untuk dicerna.
"Kalau muntah sedikit itu gejala ringan. Namun beberapa kasus ada yang mengalami gejala berat hingga perlu dirawat," jelasnya.
Arya menjelaskan, gejala keracunan biasanya muncul saat makanan terkontaminasi toksin atau kurang higienis.
“Biasanya, makanan dibuat dalam jumlah banyak memaksa satu vendor seringkali membuat terlalu lama. Sehingga kurang higenis," jelasnya.
Pihaknya pun menyarankan, jika memesan makanan dalam jumlah banyak lebih baik tidak hanya ke satu vendor.
"Lebih baik vendornya dipecah. Jadi tidak terlalu memaksa dalam jumlah banyak. Kalau banyak, kualitas menurun. Termasuk risiko tidak higenis,” terangnya.
Arya menambahkan, ada sekitar 20 siswa yang mengalami gejala berat sehingga harus dirawat inap. Sementara puluhan siswa lainnya masuk kategori bergejala ringan dan tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Untuk menangani kejadian keracunan massal ini, pihaknya menambahkan petugas paramedis untuk berjaga.
"Untuk dokter sudah mencukupi. Beberapa dokter muda juga kami minta bantu observasi," katanya.
https://denpasar.kompas.com/read/2022/06/04/211247778/84-siswa-smp-di-buleleng-bali-keracunan-makanan-20-orang-harus-dirawat-di
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan