Salin Artikel

2 Kelompok Warga di Denpasar Bentrok, 14 Orang Ditangkap

Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Denpasar Selatan Kompol I Made Teja Dwi Permana mengatakan, sebanyak 14 orang dari dua kelompok warga yang diduga terlibat bentrok tersebut ditangkap.

Belasan orang yang berstatus sebagai saksi itu menjalani pemeriksaan intensif di Polsek Denpasar Selatan.

"Jam 01.00 Wita kami mendapat laporan bahwa ada sekelompok orang bentrok dengan orang lain. Kami ke TKP dan benar ada sekelompok orang yang melempar batu. Kemudian kita lerai," kata Teja saat ditemui di Kantor Desa Adat Pedungan, Denpasar, Selasa (21/6/2022).

Teja mengatakan, berdasarkan keterangan sementara, bentrokan yang melibatkan belasan orang ini dipicu masalah individu.

Awalnya, beberapa orang dari kedua kelompok warga membuat keributan di sebuah warung di Pelabuhan Benoa, Denpasar.

Setelah dari sana, salah satu kelompok warga mendatangi tempat tinggal pihak lainnya. Sehingga, terjadi aksi saling serang menggunakan batu dan kayu.

"Karena ada kesalahpahaman yang kemudian tidak selesai di sana (Pelabuhan Benoa) masih berusaha di selesai di wilayah tempat salah satu pihak tersebut (tinggal)," kata dia.

Akibat bentrokan ini, dua orang mengalami luka-luka akibat terkena lemparan batu.

Salah satu korban luka adalah warga setempat yang berusaha melerai perkelahian. Sementara, korban lainnya berasal dari salah satu kelompok warga yang terlibat bentrok.

Teja mengatakan, pihaknya masih mendalami pemicu bentrokan antara warga dari luar Bali ini.

Ia juga menegaskan, bentrokan ini terjadi bukan antara etnis, tetapi antara individu yang memiliki permasalahan pribadi.


Oleh karena itu, dia meminta warga dan tokoh dari paguyuban daerah masing-masing pihak yang bentrok untuk tidak memperlebar masalah ini menjadi permasalahan antara suku.

"Kita ngga bisa sebut kelompok A dan B. Tapi individual yang bukan berasal dari Bali. Tapi bukan mewakili etnis dan masing-masing paguyuban jangan menarik kesimpulan bahwa ini adalah konflik antar etnis," kata dia.

Wakil Bendesa Adat Pedungan I Wayan Rinda Suardika mengatakan, bentrokan antara kelompok warga telah membuat warga Desa Pedungan resah.

Suardika meminta polisi menindak pelaku sesuai aturan yang berlaku. Selain itu, pemerintah desa akan memberikan sanksi adat kepada pelaku.

"Kami serahkan proses hukum ke pihak yang berwajib. Kalau dia nanti melanggar adat, kami terapkan sanksi berupa awig-awig (aturan hukum Desa adat di Bali) yang ada di desa kami," kata dia.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/06/21/161406478/2-kelompok-warga-di-denpasar-bentrok-14-orang-ditangkap

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com