Salin Artikel

Korban Tewas Ledakan Kompor Saat Ngaben Massal di Bali Bertambah Jadi 3 Orang

DENPASAR, KOMPAS.com - Korban tewas akibat ledakan tabung solar pada saat upacara ngaben massal di kuburan Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali, Jumat (19/8/2022), bertambah jadi tiga orang.

Korban ketiga adalah DP (30), petugas bagian kompor pembakaran jenazah, asal Tapak Siring, Gianyar, Bali.

Korban sebelumnya dirawat secara intensif di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, sejak Sabtu (20/8/2022), sebelum menghembuskan napas terakhir pada Sabtu (27/8/2022) pukul 23.45 Wita.

"Korban mengalami luka bakar lebih dari 74 persen, ditambah lagi dengan ada trauma jalan napas. Ya memang, angka kematian pada kasus luka bakar di atas 50 persen cukup tinggi," kata Staf Medis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik RSUP Ngoerah, Dr. dr. Agus Roy Rusly Hariantana Hamid, Senin (29/8/2022).

Ia mengatakan, sebelum meninggal, korban DP sudah tiga kali mendapat tindakan operasi dengan mengangkat jaringan kulit mati dan pencangkokan kulit.

Namun, pengangkatan jaringan kulit mati tersebut terdapat kesulitan karena luka bakar yang dialami korban cukup parah.

Selain itu, pada tubuh korban tidak ada jaringan kulit yang masih sehat sehingga tidak bisa dilakukan pencangkokan.

Ditambah, korban juga memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi yang mempengaruhi metabolik selama menjalani perawatan.

"Jadi pasien ini penyebab kematiannya adalah kegagalan napas karena faktor metabolik, luka bakar yang begitu dalam belum bisa kita tutup dengan jaringan kulit yang sangat minim, yang enggak bisa kita tutup segera sehingga pasien tidak survive," kata dia.

Sementara itu, untuk tiga pasien lainnya, yakni AD (32), NP (11), dan MB (50), masih menjalani proses perawatan.

Saat ini, kondisi AD yang mengalami luka bakar lebih dari 54 persen sudah mulai stabil. Dia sudah menjalani dua kali tindakan operasi pengangkatan jaringan kulit mati untuk mencegah terjadinya infeksi.

"Kondisi AD stabil tidak ada sesak tapi belum bisa menjanjikan ke depannya. Tidak ada mual, demam ada karena masa inflamasi sampai 18 hari . Kita tunggu kultur darah, antibiotik apa yang cocok mudah-mudahan enggak ada pertumbuhan kuman, buang air kecil besar normal," kata dia.

Sedangkan, NP (11) dan MB (50), kondisinya lebih stabil. Beberapa bagian kulit yang terbakar sudah mulai tumbuh jaringan sel kulit baru.

"NP lebih stabil, luka bakar 38 persen tapi wajah dan beberapa tempat sudah mengalami epitelisasi, sudah ada kulit baru sekitar 6-8 persen. Luka bakar tinggal 29-30 persen," kata dia.


Diberitakan sebelumnya, peristiwa ledakan saat upacara ngaben massal di kuburan Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, terjadi pada Jumat (19/8/2022) sekitar 19.30 Wita. Kejadian tersebut mengakibatkan delapan orang mengalami luka bakar serius.

Upacara ngaben massal ini diikuti oleh 14 kelompok dengan 64 sawe (rohani leluhur umat Hindu yang telah meninggal dunia) yang digelar sejak pukul 18.45 Wita.

Lalu, sekitar 19.30 Wita, saat pembakaran sawa kelompok Arya Tanmundur, tiba-tiba tabung minyak berisi bahan bakar solar meledak.

Dari hasil pemeriksaan tim bidang laboratorium forensik Polda Bali, ledakan yang disertai kebakaran itu disebabkan adanya kebocoran pada selang kompor pembakaran jenazah.

Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan dan menunggu hasil laboratorium forensik untuk memastikan penyebab kejadian tersebut.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/08/29/164336678/korban-tewas-ledakan-kompor-saat-ngaben-massal-di-bali-bertambah-jadi-3

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke