Mereka cemas soal biaya operasional yang naik, sementara penumpang angkot semakin sepi.
I Dewa Made Gunawan (65) salah satu sopir angkutan menyebutkan, kenaikan BBM akan menambah beban pengeluaran operasional sebagai sopir. Namun hal itu tidak dibarengi dengan kenaikan penumpang.
Kenaikan harga BBM ini menjadi dilema untuknya, karena akan menambah biaya pengeluaran operasional dari pembelian solar.
Sementara kendaraan harus terus beroperasi, kendati penumpang belum tentu ada
"Harga BBM solar naik, otomatis biaya operasional untuk jalan sudah pasti naik. Sedangkan penumpang makin sulit," ujarnya daat ditemui, Senin (5/9/2022).
Bahkan, ia mengaku selama selama tiga hari belakangan nyaris tak mendapatkan penumpang.
Selama ini penghasilan yang didapat dari menjadi sopir angkot pun belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Hal senada juga disampaikan sopir angkot lainnya, Made Redana (57). Dia mengaku tidak ada pilihan lain kecuali pasrah.
Menurutnya, kenaikan harga BBM itu yang akan memicu kenaikan tarif angkutan.
"Untuk menutup biaya operasional satu-satunya cara ya menaikkan ongkos penumpang," katanya.
Kendati belum ada pengumuman tarif resmi dari induk organisasinya (Organda) namun ia akan meminta tambahan ongkos kepada penumpang.
"Bayangkan sehari kami beli solar 30 liter untuk bolak balik Singaraja-Gilimanuk padahal belum tentu ada penumpang," ujar dia.
https://denpasar.kompas.com/read/2022/09/05/140526278/curhat-sopir-angkot-di-bali-soal-kenaikan-bbm-operasional-naik-penumpang
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan