Salin Artikel

Base Genep, Bumbu Dasar Khas Bali yang Kaya Rasa dan Makna

KOMPAS.com - Makanan tradisional Bali memang memiliki cita rasa khas dari bumbu berbahan rempah yang kuat dan tajam.

Hal ini karena masyarakat Bali memiliki bumbu khusus yang hanya digunakan pada masakan tradisional Bali.

Salah satu bumbu dasar yang digunakan pada makanan khas Bali adalah dikenal dengan nama base genep.

Dalam bahasa setempat istilah ‘base’ berarti bumbu dan ‘genep’ berarti lengkap, sehingga base genep adalah bumbu lengkap.

Bumbu dasar base genep biasanya digunakan pada masakan seperti sate lilit atau ayam betutu.

Base genep yang kaya rempah

Dilansir dari laman Jalur Rempah Kemendikbud, bumbu base genep adalah perpaduan dari 15 jenis bumbu dan rempah-rempah.

Dalam 15 jenis bahan dalam base genep, terdapat empat unsur utama yang harus ada yaitu cekuh atau kencur, jahe, isen atau lengkuas, serta kunir atau kunyit.

Keempat unsur utama tersebut harus dilengkapi dengan tiga unsur tambahan yang terdiri dari dua unsur laut dan satu unsur pengunci.

Dalam mengukur takaran bumbu penyusunnya, masyarakat Bali tidak menggunakan perhitungan timbangan namun menggunakan jari.

Seperti yang dilakukan oleh para tetua, jari tengah digunakan untuk mengukur lengkuas, jari telunjuk untuk mengukur kunyit, jari manis untuk mengukur jahe, dan kelingking untuk mengukur kencur.

Berikutnya, setengah dari jumlah kencur merupakan jumlah takaran bawang merah.

Setengah jumlah bawang merah merupakan takaran untuk bawang putih, dan setengah bawang putih ditujukan untuk menakar jumlah cabai.

Setengah dari takaran cabai kemudian akan digunakan untuk menakar kebutuhan rempah-rempah lainnya.

Terakhir, adalah memberi tambahan garam serta terasi ke dalam base genep yang merupakan dua unsur laut.

Filosofi base genep

Masyarakat Bali meyakini bahwa base genep bukan hanya sekadar bumbu yang kaya rasa namun juga penuh filosofi.

Filosofi base genep ada pada unsur utama bahannya yaitu cekuh, jahe, isen, dan kunyit.

Isen dalam menjadi simbol arah selatan yang merupakan merepresentasikan keberadaan Dewa Brahma.

Kunyit yang berwarna kuning menjadi simbol arah barat yang merepresentasikan keberadaan Dewa Mahadewa.

Cekuh yang berwarna putih merepresentasikan keberadaan Dewa Iswara.

Jahe dengan warna hitam menjadi simbol arah utara yang merepresentasikan keberadaan Dewa Wisnu.

Tak heran jika masyarakat Bali tidak hanya memandang base genep dari rasa atau aromanya saja.

Sedangkan
Sumber:
jalurrempah.kemdikbud.go.id  
disbud.bulelengkab.go.id  
kompas.com  

https://denpasar.kompas.com/read/2022/10/05/081000078/base-genep-bumbu-dasar-khas-bali-yang-kaya-rasa-dan-makna

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com