Salin Artikel

Banjir Bandang di Jembrana, 7 Jembatan Putus, 156 Rumah Terendam, 117 KK Mengungsi, dan 1 Orang Hilang

Kabid Humas Polda Bali Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan, titik banjir tersebar di 35 titik di 18 desa terdampak.

Akibat kejadian itu, sebanyak 156 rumah warga terendam, 7 jembatan dan jalan putus, 1 jembatan tertutup material banjir, 5 rumah warga yang berada di pesisir pantai roboh, satu tiang listrik dan dua kandang ternak hancur berantakan.

"Sebanyak 117 KK terpaksa mengungsi, dan satu orang terseret arus tercatat di Kecamatan Mendoyo," kata dia dalam keterangan tertulis pada Senin.

Satake menuturkan, titik banjir ini tercatat di Kecamatan Pekutatan, Kecamatan Mendoyo, Kecamatan Jembrana, Kecamatan Negara, dan Kecamatan Melaya.

Titik banjir terparah berada di Kecamatan Jembrana dengan sembilan titik banjir di delapan desa yang merendam 109 rumah warga.

Akibat kejadian ini, dari 28 Kepala Keluarga (KK) mengungsi, satu jembatan terputus, dan satu 1 pohon tumbang.

Berikutnya, di Kecamatan Mendoyo tercatat empat titik banjir di empat desa dengan merendam 38 rumah warga.

Akibatnya, satu orang terseret arus, tiga jembatan putus, dan satu tiang listrik tumbang.

"Total desa yang terdampak banjir berjumlah 18 Desa, jumlah titik banjir 35, dan rumah warga yang terendam sebanyak 156 rumah," kata dia.

Sementara itu, jembatan putus tercatat di Jembatan Banjar Penyaringan-Tibu Beleng Kelod Mendoyo, Banjar Sekar Kejula Mendoyo, Banjar Bungbungan Mendoyo, Sungai Gelar Mendoyo, Banjar Mundukranti-Pebuah Melaya, Kebun Warga Melaya dan Ambyarsari Melaya.

Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan, seluruh warga yang dievakuasi mengungsi ke Balai Banjar Desa. Pemerintah Kabupaten Jembrana telah menyalurkan kebutuhan logistik.

Ia menduga banjir bandang disebabkan pembalakan hutan di Kabupaten Jembrana. Tamba berencana memanggil Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Jembrana memastikan hal ini.

"Ini kan pengalaman dua tahun terulang lagi dan saya lihat faktanya ini pohon-pohon ini ya pohon perusakan. Ini enggak bisa kita diamkan," kata Bupati.

Tamba mengatakan, petugas juga masih membersihkan Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk yang tertutup material banjir agar akses logistik di Bali tidak terganggu.

Masyarakat dan angkutan umum dan logistik bisa mencari jalan alternatif dari Singaraja, Kabupaten Buleleng.

"Untuk jalur logistik Denpasar-Gilimanuk, Saya tidak bisa memastikan apakah jalur itu bisa dilalui apa tidak, saya minta kapolres tetap dipasang policeline karena di bawah daripada konstruksi itu bolong, ini harus diuji kelayakannya. Dinyatakan layak dilalui baru kita izin,"katanya.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/10/17/190726178/banjir-bandang-di-jembrana-7-jembatan-putus-156-rumah-terendam-117-kk

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com