Salin Artikel

Bencana di Bali Sebabkan 6 Korban Jiwa dan 117 KK Mengungsi

JEMBRANA, KOMPAS.com - Hujan dengan intensitas tinggi di Bali menimbulkan bencana alam banjir dan longsor di sejumlah wilayah. Tercatat, sebanyak enam orang menjadi korban meninggal akibat bencana itu, tersebar di Kabupaten Jembrana, Tabanan, Bangli, dan Karangasem.

Korban meninggal di Jembrana merupakan seorang siswi SMA Negeri 2 Mendoyo bernama Ni Putu Widia Margareta (17). Ia dilaporkan hilang terseret banjir bandang saat menyeberang jembatan di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Minggu (16/10/2022).

"Saat itu, korban pergi bersama ayahnya mengendarai sepeda motor hendak menuju Pasar Lelateng. Saat hendak memeriksa kondisi di jembatan, korban terpeleset dan hanyut terbawa arus," kata Koordinator Pos SAR Jembrana, Dewa Putu Gede Hendri.

Korban terseret arus sejauh sekitar 5 kilometer. Tim SAR gabungan melakukan pencarian selama dua hari dengan menyisir dari lokasi jatuhnya korban.

Jenazah korban ditemukan terdampar di pesisir Pantai Desa Delod Berawah, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Selasa (18/10/2022) sekitar pukul 14.00 Wita oleh warga setempat.

"Ada warga yang menemukan saat mencari kayu-kayu di pinggir pantai," ungkapnya.

Selanjutnya, jenazah dievakuasi ke RSUD Kabupaten Jembrana menggunakan ambulans BPBD Jembrana.

Korban meninggal di Kabupaten Tabanan merupakan seorang siswa SD Negeri 1 Apuan bernama Putu Aldi Prayoga (11). Ia tewas setelah tertimbun material bangunan rumahnya yang terkena longsor, Senin (17/10/2022) sekitar pukul 08.00 Wita.

"Korban meninggal tertimpa reruntuhan material bangunan rumahnya sedalam sekitar 2 meter," ujar Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra.

Rumah korban berada di Desa Apuan, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Rumah itu porak-poranda dihantam material tanah longsor yang terjadi akibat hujan deras. Saat itu, korban tengah tertidur dan tak sempat menyelamatkan diri.

Orangtua korban, I Kadek Mega Antara (35), berhasil selamat. Proses evakuasi dilakukan dengan peralatan seadanya oleh petugas dan warga setempat.

Saat itu, korban tengah mengendarai sepeda motor usai mengerjakan tugas kelompok sekolah. Dalam perjalanan pulang, ia tersapu arus. Jenazahnya ditemukan di saluran irigasi sekitar tiga kilometer dari lokasi ia jatuh, Senin (17/10/2022).

Pada hari yang sama, di Kabupaten Karangasem, bencana alam menelan tiga korban jiwa, yakni pasangan kakak adik dan seorang warga.

Pasangan kakak adik itu bernama I Gusti Ayu Pradnya (18) dan I Gusti Ngurah Wedana (10). Keduanya tewas setelah rumahnya di Desa Selat, Kecamatan Selat, Karangasem, diterjang air bah pada Senin dini hari sekitar pukul 03.00 Wita.

Jenazah Ayu Pradnya ditemukan hanyut di aliran sungai sejauh sekitar 1 kilometer dari rumahnya. Sedangkan adiknya, Ngurah Wedana, ditemukan tertimbun material bangunan rumahnya.

"Keluarga korban sempat menyelamatkan diri kemudian menyadari adiknya tertinggal. Kakaknya berusaha menyelamatkan diri tapi hanyut. Adiknya tertinggal tertimbun material sekitar 2 meter," ujar Sekretaris BPBD Kabupaten Karangasem Putu Eka Putra Tirtana.

Ia menjelaskan, hujan yang deras mengakibatkan sungai yang berada tepat di pinggir rumah korban meluap. Air yang meluap menyapu rumah korban yang merupakan bangunan semi permanen.

Jenazah Ayu Pradnya ditemukan oleh warga di sungai sekitar pukul 09.00 Wita. Sementara jenazah adiknya, Ngurah Wedana, dievakuasi dari reruntuhan sekitar pukul 14.00 Wita.

Di Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem, tanah longsor menerjang sebuah rumah yang dihuni pasangan suami istri I Nengah Suti dan Ni Ketut Siti.

Bencana ini menewaskan Nengah Suti karena tertimbun material longsor. Ia tak sempat menyelamatkan diri. Sementara istrinya, Ketut Siti selamat.

"Rumah korban memang berada di tengah bukit dan rawan longsor. Saat itu hujan deras, rumahnya tergerus longsor. Korban meninggal dunia tertimbun longsor sekitar 1 meter," ujar Eka Putra.

"Ada 35 titik banjir yang tersebar di 18 desa dan kelurahan," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Jembrana, I Putu Agus Artana Putra.

Material banjir bandang berupa kayu juga menutupi jalan raya dan Jembatan Biluh Poh di Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembarana. Akibatnya, akses utama dari Gilimanuk ke Denpasar atau sebaliknya lumpuh total.

Saat ini, material sudah dibersihkan dan jalur utama Gilimanuk ke Denpasar sudah bisa dilalui kendaraan roda empat termasuk truk. Namun, sementara masih dilakukan secara buka tutup atau bergiliran.

Gubernur Bali, Wayan Koster berjanji untuk merelokasi warga terdampak. Dia juga memastikan warga yang terdampak bencana memperoleh bantuan.

"Saya alokasikan 20 area, plus 6 area tanah provinsi untuk lokasi tempat tinggal warga yang baru. Akan dibangunkan dan tinggal ditempati," katanya dalam keterangan tertulis usai meninjau lokasi banjir di Jembrana, Selasa (18/10/2022).

Koster menyebutkan, warga yang terdampak banjir akan dijamin makanan, obat-obatan dan kebutuhan hidup sehari-hari selama masa pengungsian.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/10/19/141114078/bencana-di-bali-sebabkan-6-korban-jiwa-dan-117-kk-mengungsi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke