Salin Artikel

2 Anak yang Dirantai Ibunya di Bali Kerap Minta Makan ke Tetangga, Posisi Pagar Rumah Selalu Terkunci

Belakangan pelaku yang merantai kakak beradik itu adalah ibunya sendiri dibantu sang pacar.

Kedua bocah itu pun kemudian diselamatkan oleh tetangganya yang mendengar suara tangisan mereka.

Sunardi alias Pak Puput adalah saksi yang pertama kali melihat kondisi dua anak tersebut dirantai.

Ia pun terisak menceritan kisah pilu kedua bocah tersebut.

Pak Puput mengaku, bahwa kedua bocah dirantai dan ibunya tinggal di rumah itu ejak empat bulan lalu.

Ia bercerita tak pernah mendengar suara keributan di dalam rumah, namun setiap malam hari terdengar suara tangisan dari kedua bocah dirantai itu.

Sehari-hari, dua korban bocah yang dirantai ini hanya memakai pampers setiap siang hari. Selain itu mereka selalu berada di pagar rumah meminta roti, dan permen kepada dirinya dan istrinya.

“Kalau siang ya di pagar itu. Terus manggil Pak De, Pak De, mana roti dan permen. Kok aku gak dikasih roti sama permen. Nah, kalau sama orangtuanya apa diberikan makan atau minum waktu di dalam rumah, saya tidak tahu,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca, Senin (24/10/2022).

Ia menjelaskan rumah itu setiap hari dalam posisi pintu terkunci.

Menurutnya sudah empat bulan terakhir ini, si anak sering sekali berada di pagar dan meminta makanan seperti roti dan permen itu.

Dan seringnya kedua anak itu sendirian di rumah. Sementara laki-laki pemilik rumah sering bekerja ojek online , dan ibunya keluar kerja.

Ia tidak mengetahui pasti apa kerjaan si ibu. Namun sang ibu kerap pulang dini hari.

selain itu Sunardi bercerita ia sempat melihat pipi anak sulung memar biru seperti habis dipukuli.

“Waktu pas saya tolong ada biru-biru itu di mukanya. Seperti luka terkena pukulan,” ungkapnya.

Ia melanjutkan ada satu kejadian yang membuat miris menimpa keduanya yakni pada 8 Oktober 2022 lalu.

Hari itu ada ada acara makan-makan di Sunardi. Saat banyak orang yang datang, bocah yang besar itu ada di atas pagar dan di bawah ada sang adik yang menangis serta mengeluh tidak dikasih makan.

Akhirnya dirinya memberikan makanan itu kepada mereka berdua.

“Jadi mereka itu sampai mengeluh kami tidak beri makan. Akhirnya kami jelaskan bahwa akan dikasih. Seperti roti tart dan jajan serta nasi. Karena mengeluh itu saya tidak sampai hati (tidak tega),” ungkapnya sembari terisak menangis mengingat kejadian.

Setelah diberi makanan pada 8 Oktober 2022 itu, keesokan harinya di tanggal 9 Oktober 2022 tak ada suara dari rumah tersebut.

Selain itu kedua bocah itu tidak pernah di pagar. Hal tersebut mmebuat Sunardi dan istri heran, karena keduanya biasanya selalu berada di pagar dengan hanya memakai pampers meminta makanan.

Ia bahkan berpikir sejak kejadian diberi makanan itulah mereka dirantai oleh ibunya.

“Saya curiga. Karena anak-anak ini biasanya di pagar dan minta makanan. Kok terus gak pernah muncul. Dan saya curiga pada tanggal 9 itulah mulai dirantai,” bebernya.

Saat ditemukan sua bocah dirantai ini, diperlakukan seperti hewan peliharaan di rumah yang dalam keadaan listrik padam.

Kasus ini pun sudah ditangani oleh Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Satreskrim Polres Tabanan.

Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra, menyatakan bahwa untuk orangtua korban sudah dalam pengamanan pihaknya.

Dan saat ini sedang dalam pemeriksaan, oleh unit PPA Polres Tabanan.

“Sudah sejak kemarin (Minggu) kami amankan,” ucapnya Senin 24 Oktober 2022.

Ranefli mengaku pihaknya masih dalam pemeriksaan dan kedua anak dalam pemulihan setelah kejadian yang menimpanya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul PILU, 2 Bocah Dirantai Ibunya Sendiri Saat Mati Lampu di Tabanan Bali, Begini Kondisinya

https://denpasar.kompas.com/read/2022/10/27/064400878/2-anak-yang-dirantai-ibunya-di-bali-kerap-minta-makan-ke-tetangga-posisi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke