Salin Artikel

Mengenal Desa Peliatan di Bali yang Ditetapkan sebagai Desa Paling Maju di Indonesia

Dari 10 desa dengan penilaian Indeks Desa Membangun (IDM) tertinggi pada tahun 2022, Desa Peliatan yang dikenal sebagai desa seni ini menempati posisi pertama dengan nilai IDM 0.9981.

Ada tiga indeks yang ditetapkan Kemendes PDTT untuk mengukur kemampuan sebuah desa, yakni indeks ketahanan ekonomi (IKE), indeks ketahanan sosial (IKS), dan indeks ketahanan ekologi/lingkungan (IKL).

Kepala Desa Peliatan (Perbekel) Made Dwi Sutaryantha, mengatakan, sebagai salah satu desa yang bertumpu pada sektor pariwisata, ada beberapa program untuk menjaga ketahanan ekonomi warga selama pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir.

Salah satunya dengan mendorong ibu-ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) menanam beberapa tanaman herbal untuk bahan baku minuman herbal.

Hasil panen tanaman tersebut kemudian dijual kepada salah satu pengusaha ekspor bahan baku teh.

Ia mengatakan program yang sudah satu tahun berjalan ini dinilai meringankan beban ekonomi warga yang terdampak pandemi Covid-19.

Apalagi, rata-rata warga Desa Peliatan bekerja di bidang seni, baik itu tarian, lukis dan pematung.

"Ini salah satu income secara ekonomi terangkat walaupun sedikit, dalam tanpa kutip, dari sisi tanaman itu ada income untuk mereka rasakan manfaatnya," kata dia saat ditemui di ruang kerjanya pada Selasa (1/11/2022).


Dari sisi IKS, lanjut Sutaryantha, pihaknya fokus pada kesehatan masyarakat. Salah satunya dengan memperhatikan kesehatan para lansia.

Caranya dengan memberi mereka susu dan pemeriksaan kesehatan rutin oleh petugas Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).

Selain itu, pihaknya juga menetapkan menetapkan kader juru pemantau jentik (Jumantik) untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD), dan membuat gerakan bersih lingkungan.

"Kita suplai banyak dana ke Poskesdes ini untuk kepentingan masyarakat kita. misalnya ada Lansia kita support dengan susu, mereka dinilai kesehatannya secara rutin," ujarnya.

Selanjutnya, Desa Peliatan saat juga telah membuat program sejuta biopori untuk peresapan air dan mengolah sampah rumah tangga menjadi kompos sejak tahun 2019.

Masing-masing rumah menyediakan lima lubang resapan biopori.

Selain itu, pihaknya bersama desa adat secara gotong royong menata lagi aliran sungai yang ada di Desa Peliatan.

Selain untuk menjaga lingkungan tetap bersih, penataan sungai dilakukan untuk mengembalikan tradisi meayut-ayutan bagi pengantin baru dengan mendatangi sungai usai upacara pernikahan.

Dalam tradisi, pengantin pria akan menghanyutkan pakaiannya setelah mandi. Kemudian, pakaian tersebut akan dicuci oleh pengantin wanita.

Sutaryantha mengatakan, tradisi ini sudah ditinggalkan warga selama kurang lebih 30 tahun yang karena air sungai tercemar dan banyak sampah.

"Mereka (pengantin baru) melakukan khazanah budaya di toilet, mandinya di toilet. Maka kita berpikir masyarakat kita untuk membenahi khazanah budaya, mengembalikan budaya meayut-ayutan itu ke Peliatan dengan jalan membersihkan sungai plastiknya. Kita bersihkan sungainya kita tata ada 6 titik itu sudah kembali," kata dia.

Desa Peliatan ini dikenal sebagai salah satu desa wisata penghasil kerajinan tradisional khas Bali seperti seni patung, seni ukir dan seni lukis, di Ubud, Gianyar.

Bahkan, Desa ini memiliki gedung kesenian yang tiap harinya mengelar pentas berbagai macam seni tarian.

Selain wisata seni, desa ini juga menjadi tempat aman dan nyaman untuk menginap apabila hendak berlibur di Ubud.

Di desa ini terdapat banyak homestay dengan menawarkan suasana alam pedesaan yang asri dan alami, salah satunya di Banjar Yangloni.


Sutaryantha mengatakan, dulunya Banjar Yangloni ini merupakan lingkungan yang tidak tertata dengan baik.

Kemudian, pihaknya mengeluarkan dana sebesar Rp 70 juta dari APBDes untuk menata halaman depan rumah warga dengan menaman tanaman hias dan memasang pernak-pernik lampu malam sehingga kelihatan indah.

Sejak penataan itu, warga Banjar Yangloni mendapat manfaat secara ekonomi dari pariwisata karena mendirikan homestay, restoran dan usaha wisata lainnya.

"Setelah telajakan (halaman depan rumah warga) itu, kita perbaiki tidak hanya homestay di sana, sudah ada restoran, penyewaan motor, sudah berkembang. Sekitar 25 homestay berkembang di daerah karena kita memperbaiki telajakannya itu saja," kata dia.

Berkat berbagai program yang dikeluarkannya, pria yang baru tiga tahun menjabat sebagai kepala desa ini sudah berhasil menekan jumlah Rumah Tangan Miskin (RTM).

"RTM kita sudah turun, awal kita terima 105 di 2018 sekarang 32 RTM mudah-mudahan tahun depan kita bisa genjot turun targetnya nol," kata dia.

Sutaryantha mengatakan, keberhasilan Desa Peliatan ini tidak terlepas dari sinergi antara aparat desa dinas dan desa adat, serta budaya gotong royong masyarakat.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/11/01/125234978/mengenal-desa-peliatan-di-bali-yang-ditetapkan-sebagai-desa-paling-maju-di

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com