Salin Artikel

Pura Luhur Uluwatu: Sejarah, Keunikan, dan Daya Tarik Wisata

KOMPAS.com - Pura Luhur Uluwatu atau Pura Uluwatu adalah sebuah bangunan suci tempat ibadah umat Hindu yang ada di Kabupaten Badung, Bali, Indonesia.

Pura Uluwatu yang juga dikenal dengan sebutan Pura Luwur adalah salah satu dari enam Pura Sad Kahyangan, pilar spiritual utama di Pulau Bali.

Dilansir dari laman Kemendikbud, secara etimologis nama Uluwatu berasal kata “ulu” berarti ujung, atas, atau puncak, dan kata “watu” berarti batu.

Jadi nama Pura Uluwatu dapat diartikan sebagai tempat suci yang dibangun di puncak batu karang.

Pura Luhur Uluwatu didirikan berdasarkan konsepsi Sad Winayaka dan Padma Bhuwana.

Sebagai pura yang didirikan dengan konsepsi Sad Winayaka, Pura Luhur Uluwatu sebagai salah satu dari Pura Sad Kahyangan untuk melestarikan Sad Kertih (Atma Kerti, Samudra Kerti, Danu Kerti, Wana Kerti, Jagat Kerti dan Jana Kerti).

Sedangkan sebagai pura yang didirikan berdasarkan Konsepsi Padma Bhuwana, Pura Luhur Uluwatu didirikan sebagai aspek Tuhan yang menguasai arah barat daya.

Terdapat tiga tugu Tri Murti yang merupakan tempat pemujaan Dewa Siwa Rudra.

Sejarah Pura Uluwatu

Dilansir dari laman candi.perpusnas.go.id, terdapat dua pendapat tentang sejarah pendirian Pura Uluwatu.

Pendapat pertama menyatakan bahwa pendiri Pura Uluwatu adalah Mpu Kuturan di masa pemerintahan Marakata.

Dikutip dari laman Kemendikbud, dalam Lontar Usana Bali disebutkan bahwa Mpu Kuturan atau Mpu Rajakreta banyak mendirikan Pura di Bali antara lain Pura Uluwatu.

Sementara dalam Lontar “Padma Bhuwana” disebutkan juga tentang pendirian Pura Luhur Uluwatu sebagai Pura Padma Bhuwana oleh Mpu Kuturan pada abad ke-11.

Pendapat lain mengaitkan pembangunan Pura Uluwatu dengan sosok Dang Hyang Nirartha yang berasal dari Kerajaan Daha (Kediri) di Jawa Timur.

Beliau datang ke Bali pada tahun 1546 M di masa pemerintahan Dalem Waturenggong.

Dang Hyang Nirartha kemudian dipercaya sebagai pendiri Pura Uluwatu yang ada di Bukit Pecatu.

Setelah melakukan perjalanan spiritual berkeliling Pulau Bali, Dang Hyang Nirartha kembali ke Pura Uluwatu dan melakukan 'moksa' meninggalkan 'marcapada' (dunia) menuju 'swargaloka' (surga).

Bagian-bagian Pura Uluwatu

Pura Uluwatu berdiri di atas sebuah tebing yang menjorok ke arah Samudera Hindia dengan ketinggian sekitar 70 meter di atas permukaan laut.

Bangunan Pura Uluwatu menghadap ke arah timur, berbeda dengan bangunan pura lain di Bali yang umumnya menghadap ke arah barat atau ke selatan.

Bagian Pura Uluwatu terdiri dari 3 halaman, yaitu halaman luar (jaba sisi), halaman tengah (jaba tengah), dan halaman utama (jeroan).

Jika dilihat dari atas Pura Uluwatu berbentuk meruncing dengan ukuran yang semakin menyempit ketika mengarah ke halaman utama.

Untuk sampai ke lokasi Pura Uluwatu, pengunjung harus mendaki melalui tangga-tangga batu yang cukup tinggi.

Di ujung tangga setelah mendaki terdapat dua pintu masuk ke komplek pura, satu terletak di sebelah utara dan satu lagi di sebelah selatan.

Pintu masuk tersebut berbentuk gapura bentar dan terbuat dari batu, yang di depannya terdapat sepasang arca berbentuk manusia berkepala gajah dalam posisi berdiri.

Dinding depan gapura dihiasi pahatan yang sangat halus bermotif daun dan bunga.

Di balik gapura tersebut terdapat sebuah lorong berlantai batu berundak, menuju ke pelataran dalam dengan pohon peneduh yang ditanam di sepanjang lorong.

Bagian pelataran dalam merupakan ruang terbuka dengan lantai batu yang tertata rapi dengan bangunan kayu di sisi utara.

Di sebelah barat pelataran atau berseberangan dengan jalan masuk, terdapat sebuah gapura paduraksa yang merupakan jalan masuk ke pelataran yang lebih dalam lagi.

Bentuk gapura paduraksa berupa gapura beratap yang terbuat dari batu.

Ambang pintu berbentuk lengkungan dan dibingkai oleh susunan batu, dan di atas ambang terdapat pahatan kepala raksasa.

Puncak gapura di berbentuk seperti mahkota dan dihiasi dengan berbagai motif pahatan.

Celah di antara gapura dengan dinding di kiri dan kanan pelataran tertutup oleh dinding yang juga dihiasi dengan pahatan.

Di sebelah selatan terdapat pelataran kecil berbentuk memanjang dan menjorok ke arah laut.

Di ujung pelataran terdapat sebuah bangunan kayu yang tampak seperti tempat orang duduk-duduk sambil memandang lautan.

Keunikan Pura Uluwatu

Daya tarik Pura Uluwatu bagi wisatawan tidak lain berasal dari berbagai keunikan yang dimilikinya.

Salah satu keunikan Pura Uluwatu adalah lokasinya yag trletak di aas tebing dengan pemandangan ke arah samudera.

Selain itu, kawasan Pura Uluwatu juga masih asri, dengan hutan yang masih dihuni oleh kelompok kera yang kerap berkeliaran di kawasan pura.

Sebagai salah satu destinasi wisata yang sangat populer di Bali, Pura Uluwatu dikenal dengan pemandangan matahari terbenam yang indah.

Sehingga waktu terbaik untuk menikmati pemandangan Pura Uluwatu adalah dengan menatap siluetnya ketika matahari terbenam.

Tak heran jika kemudian Pura Uluwatu disebut sebagai salah satu tempat terbaik untuk menikmati sunset di Bali.

Selain itu, di kawasan Pura Uluwatu juga terdapat hutan yang dihuni kawanan monyet serta sebuah area yang menjadi lokasi pertunjukan tari kecak.

Pertunjukan tari kecak di Pura Uluwatu menjadi salah satu atraksi populer di Pulau Dewata.

Lokasi Pura Uluwatu

Lokasi Pura Uluwatu berada di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali.

Pura ini Uluwatu hanya berjarak 27 kilometer dari Bandara I Gusti Ngurah Rai yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 40 menit.

Sementara jika berangkat dari Kawasan Kuta, maka pengunjung akan menempuh perjalanan sekitar 40 hingga 60 menit menuju tempat ini.

Untuk mencapainya, wisatawan dapat menggunakan berbagai pilihan transportasi mulai dari motor, mobil, maupun bus.

Harga Tiket dan Jam Buka Pura Uluwatu

Berikut adalah daftar harga tiket Pura Uluwatu Bali 2022 yang dikutip dari pemberitan Kompas.com (29/09/2022).

Di kawasan Pura Uluwatu terdapat dua jenis tiket yang dapat dibeli oleh pengunjung yaitu tiket masuk ke kawasan pura dan tiket untuk menonton tari kecak.

Harga tiket masuk kawasan Pura Uluwatu untuk wisatawan domestik dan turis mancanegara yaitu:

Wisatawan anak-anak (4-9 tahun) dikenakan harga tiket Rp 30.000 per orang.

Wisatawan dewasa (lebih dari 9 tahun) dikenakan harga tiket Rp 50.000 per orang.

Di loket tiket juga disediakan sarung khusus yang harus dikenakan pengunjung saat berada di Pura yang disebut kain poleng.

Adapun untuk dapat menikmati pertunjukkan tari kecak di Pura Uluwatu, wisatawan domestik dan turis mancanegara akan dikenakan tiket masuk seharga Rp 150.000 per orang.

Jam buka obyek wisata Pura Tanah setiap hari adalah dari pukul 07.00 - 19.30 WITA. Adapun loket tiket untuk pertunjukan tari kecak baru dibuka pukul 16.30 WITA.

Setiap hari dan acara Tari Kecak akan dimulai pukul 18.00 WITA, seiring dengan waktu terbenamnya matahari.

Sumber:
kebudayaan.kemdikbud.go.id  
candi.perpusnas.go.id  
badungtourism.badungkab.go.id  
travel.kompas.com  (Penulis : Wasti Samaria Simangunsong | Editor : Nabilla Tashandra)

https://denpasar.kompas.com/read/2022/11/05/224241978/pura-luhur-uluwatu-sejarah-keunikan-dan-daya-tarik-wisata

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com