Salin Artikel

Penjor, Simbol Naga Basuki yang Sakral bagi Umat Hindu di Bali

KOMPAS.com - Penjor dikenal sebagai hiasan bambu dan janur dengan bentuk tinggi menjulang yang sekilas mirip dengan umbul-umbul dan kerap ditemukan di berbagai sudut di Pulau Bali.

Pada penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022, sebanyak 2.500 penjor dipasang di sepanjang rute lalu lintas, serta di sekitar penginapan para delegasi dan lokasi KTT G20.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, Ketua Paruman Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) I Gusti Ngurah Sudiana dalam rilis resminya menjelaskan bahwa penjor merupakan simbol ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sudiana juga menjelaskan bahwa penjor merupakan bentuk ucapan terima kasih yang disampaikan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) karena telah mengutus Sang Hyang Tri Murti untuk menolong umat manusia dari kelaparan dan bencana.

Dalam konteks rasa syukur dan terima kasih tersebut, maka seluruh penjor yang dipasang berfungsi sebagai hiasan yang ditujukan untuk mempercantik acara KTT G20.

Apa Itu Penjor?

Penjor adalah ornamen dari batang bambu lengkap yang dihias dengan daun kelapa muda (janur) yang dibentuk secara khusus.

Dikutip dari laman resmi Desa Sangeh Kabupaten Badung, penjor berasal dari kata penjor yang berarti pengajum atau pengastawa. Kata tersebut jika dihilangkan huruf “ny”, menjadi kata benda yaitu penyor yang berarti sarana untuk melaksanakan pengastawa.

Sementara dilansir dari laman jabarprov.go.id, penjor menurut pengertian umat Hindu Bali adalah persembahan kepada Hyang Betara Gunung Agung, tempat bersemayamnya para dewa, seperti diterangkan dalam lontar Usana Bali.

Sementara tercatat di dalam lontar Jayakasunu, penjor melambangkan Gunung Agung.

Selanjutnya, di lontar Basuki Stawa disebutkan bahwa gunung (giri) adalah naga raja, yang tidak lain adalah Naga Basuki.

Sehingga, penjor yang dihias sedemikian rupa yang digunakan dalam upacara keagamaan atau adat Hindu Bali merupakan simbol naga.

Bentuk dan Bagian Penjor

Penjor berbentuk tinggi menjulang umumnya dibuat dari batang bambu yang melengkung dengan tinggi 10 meter.

Bentuk bagian penjor untuk upacara keagamaan atau adat Hindu Bali tidak lepas dari simbol-simbol yang menyertainya.

Pada penjor dipasang sanggah berbahan pelepah kelapa menandakan leher dan kepala Naga Taksaka, dengan kelapa yang digantungkan di atas sanggah penjor sebagai tempat menaruh sesaji.

Selanjutnya, bagian gembrong atau janur yang melingkar di dekat kelapa menggambarkan rambut naga.

Pada ujung penjor atau di bagian atas dipasang sampian berbentuk melengkung menandakan ekor Naga Basuki.

Selain itu, terdapat beberapa hiasan yang terpasang sepanjang bambu yang terdiri dari gantung-gantungan padi, ketela, jagung, kain, dan sebagainya untuk menggambarkan simbol bulu Naga Ananta Bhoga.

Jenis Penjor

Penjor sebagai ornamen yang dibuat menggunakan alat atau unsur-unsur dari alam dibagi menjadi dua jenis.

Yang pertama adalah penjor yang dipasang berkaitan dengan upacara adat.

Pemasangan penjor ini dilakukan masyarakat Bali terutama pada waktu-waktu tertentu seperti menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Yang kedua adalah jenis penjor pepenjoran yang dapat dipasang kapan saja.

Penjor pepenjoran ini yang digunakan untuk menghias Pulau Bali dalam acara KTT G20.

Simbol dan Makna Penjor

Bagi penjor yang dipasang berkaitan dengan upacara adat, terdapat makna yang terkait dengan keberadaan para dewa.

Dikutip dari laman pesona.travel, setiap unsur pada penjor melambangkan simbol-simbol suci yaitu:

  • Bambu dibungkus ambu/kasa, simbol kekuatan Dewa Maheswara.
  • Kain putih kuning, simbol kekuatan Dewa Iswara.
  • Sampian, simbol kekuatan Dewa Parama Siwa.
  • Janur, simbol kekuatan Dewa Mahadewa.
  • Kue (jaja uli +gina), simbol kekuatan Dewa Brahma.
  • Kelapa, simbol kekuatan Dewa Rudra.
  • Pala bungkah, pala gantung, simbol kekuatan Dewa Wisnu.
  • Tebu, sebagai simbol kekuatan Dewa Sambu.
  • Plawa, simbol kekuatan Dewa Sangkara.
  • Sanggah Cucuk, simbol kekuatan Dewa Siwa.
  • Lamak, simbol Tribhuana.
  • Banten Upakara sebagai simbol kekuatan Dewa Sadha Siwa.
  • Klukuh berisi pisang, tape dan jaja, simbol kekuatan Dewa Boga.
  • Ubag-abig, simbol Rare Angon.
  • Hiasan cili, simbol Widyadari.
  • Tamiang, sebagai simbol penolak bala atau kejahatan.

Karena bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan penjor menjadi simbol kekuatan dewa maka pembuatannya tidak boleh sembarangan dan harus mengikuti tata aturan yang berlaku.

Sumber:
jabarprov.go.id  
pesona.travel  
desasangeh.badungkab.go.id  
denpasar.kompas.com (Penulis : Kontributor Bali, Yohanes Valdi Seriang Ginta | Editor : Andi Hartik)

https://denpasar.kompas.com/read/2022/11/14/214356478/penjor-simbol-naga-basuki-yang-sakral-bagi-umat-hindu-di-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke