Salin Artikel

Pemprov Bali Anggarkan Rp 400 Juta untuk Penari yang Sambut Kepala Negara KTT G20

Para kepala negara dan kepala pemerintahan telah berdatangan di Bali sejak Minggu (13/11/2022) hingga Senin (14/11/2022).

Dua pemimpin negara besar dunia yang tiba pada Senin antara lain Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.

Sebelum kedatangan tiga kepala pemerintahan di atas, beberapa kepala negara dan kepala pemerintahan anggota G20 lainnya juga telah tiba.

Di antaranya, Presiden Perancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Presiden Argentina Alberto Fernandez, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan, dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.

Di hari yang sama, beberapa kepala negara yang datang adalah Presiden Senegal Macky Sall, Presiden Suriname Chandrikapersad Santokhi, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Presiden Persatuan Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, dan Presiden Spanyol Pedro Sanchez.

Dalam waktu yang hampir bersamaan juga, tiba pimpinan lembaga dunia, seperti Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Presiden Uni Eropa Charles Michel, Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala, dan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Sementara itu, sebagian delegasi yang sudah hadir sejak Minggu antara lain Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, Presiden ADB Masatsugu Asakawa, serta Ketua WEF Klaus Martin Schwab.

Kedatangan para kepala negara dan pemimpin delegasi yang datang ke KTT G20 di Bali disambut dengan Tari Pendet.

Bahkan Joe Biden pun tampak terkagum melihat tari Bali ini dipersembahkan untuk kehadirannya.

“Amazing, Splendid, Wonderful,” ujar, Joe Biden pada, 13 November 2022.

“Ada 8 sanggar, masing-masing 22 penari. Sekitar Rp. 400 juta (dana yang dikeluarkan oleh Pemprov Bali untuk para penari). Hanya menyambut sekitar 17 Presiden dan Perdana Menteri,” kata, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha singkat.

Tari Pendet sendiri adalah tari sakral yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Hindu Bali sebagai wujud raya syukur, hormat dan suka cita menyambut para dewata yang turun ke bumi.

Tari Pendet merupakan tari kreasi yang dikembangkan dari tarian ritual 'Pendet Dewa', yang diciptakan oleh maestro tari I Wayan Rindi.

Tarian itu kemudian dikembangkan oleh Ni Ketut Reneng pada 1950. Kala itu, Pendet menampilkan empat orang penari dalam pertunjukannya.

Kemudian pada 1961, I Wayan Beratha mengembangkan Tari Pendet dengan menambah penari menjadi lima.

Namun pada saat penyambutan para kepala negara, jumlah penari bertambah hingga puluhan.

Seiring perkembangan zaman, para seniman kemudian mengembangkan tarian yang semula hanya berfungsi sebagai tari upacara berkembang menjadi tari hiburan (balih-balihan) yang berfungsi sebagai tari penyambutan atau tarian selamat datang untuk para tamu.

Dalam setiap gerakan tari yang berusia lebih dari 70 tahun itu tersirat pesan kebersamaan dan kesatuan rasa serta tidak ada ekspresi individu.

Semuanya merupakan ekspresi kelompok sehingga rasa kebersamaan sangat dipentingkan.

“Dengan seni kita bisa mengusik kesadaran para pimpinan negara bahwa kita memang harus bersama-sama dalam menghadapi kondisi dunia seperti sekarang ini. Oleh karenanya, pas sekali kalau tarian ini dibawakan menyambut delegasi G20," kata Tokoh seni dan budayawan Bali Profesor I Wayan Dibia.

"Itu kan misi untuk kebersamaan para kepala negara supaya bersama-sama memikirkan kondisi dunia tanpa pilih kasih,” tambah dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dian Erika Nugraheny | Editor : Bagus Santosa), Tribun-Bali.com

https://denpasar.kompas.com/read/2022/11/15/104000178/pemprov-bali-anggarkan-rp-400-juta-untuk-penari-yang-sambut-kepala-negara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke