Salin Artikel

Coba Sampaikan Aspirasi ke Joe Biden di Bali, Perempuan Asal Cimahi dan Pengemudi Ojol Ditangkap

KOMPAS.com - KUT, perempuan asal Cimahi, Jawa Barat (Jabar), datang ke Bali untuk berlibur bersama temannya pada Jumat (11/11/2022).

Akan tetapi, hari ini, Selasa (15/11/2022), KUT ditangkap polisi di Simpang Peminge, Nusa Dua, Badung, Bali.

Bukan tanpa sebab, polisi menangkap ibu-ibu tersebut karena berusaha melakukan aksi protes saat iring-iringan mobil Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, beserta rombongannya melewati jalur tersebut.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kepolisian Daerah (Polda) Bali, Komisaris Besar (Kombes) Stefanus Satake Bayu Setianto, membenarkan adanya peristiwa tersebut.

Satake mengatakan, KUT hendak membentangkan poster bertuliskan "Stop War, Human Rights, Peace" ketika rombongan Joe Biden melintas di kawasan tersebut.

Melihat gelagat perempuan itu, polisi yang berjaga di sekitar lokasi itu pun segera mencegat dan menggagalkan aksi nekat tersebut.

"Belum sempat melakukan apa-apa sebenarnya. Belum sempat membentangkan posternya, karena langsung diamankan," kata Satake, Selasa (15/11/2022).

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, Satake menjelaskan, KUT diduga mengetahui jadwal serta jalur yang akan dilewati Presiden AS, Joe Biden, melalui siaran langsung di YouTube.

"Kan bisa ditonton (di YouTube), jadi mungkin sambil (nonton) di pinggir jalan," ujar Satake.

Dia menambahkan, KUT kemudian masuk ke kawasan yang telah dijaga ketat itu dengan menggunakan jasa ojek online (ojol).

Kini, Satake mengungkapkan, Satuan Tugas Penegakan Hukum (Satgas Gakkum) Polda Bali tengah melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap KUT dan pengemudi ojol yang mengantarnya ke lokasi kejadian.

Terjunkan pasukan berkuda

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memang tengah meningkatkan pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Nusa Dua, Bali, mulai hari ini, Selasa (15/11/2022) hingga Rabu (16/11/2022).

Untuk menjamin keamanan para delegasi atau tamu Very Very Important Person (VVIP) KTT G20, Polri pun menerjunkan pasukan Turangga atau pasukan polisi berkuda.

Mereka bertugas menjaga tempat para delegasi menginap atau lingkungan yang digunakan untuk kegiatan KTT G20.

"Pasukan terdiri dari Polki (Polisi laki-laki) dan Polisi Wanita (Polwan). Polwan ada lima orang. Semuanya sudah dilatih selama tiga bulan sebelum puncak penyelenggaraan KTT G20," kata Kepala Detasemen (Kaden) Turangga Ditpolsatwa Korshabara Baharkam Polri, Komisaris Polisi (Kompol) Kadarman, di Bali, Selasa (15/11/2022).

Dia menjelaskan, alasan Polri menurunkan pasukan polisi berkuda adalah untuk mendukung pengurangan polusi udara dan emisi, terutama di lingkungan penyelenggaraan KTT G20.

"Kenapa Detasemen Turangga diturunkan? Kita mendukung untuk pengurangan emisi. Jadi mengurangi polusi udara. Kita pengenalan ke masyarakat dan kita mendukung KTT G20 berjalan aman lancar," ujar Kadarman.

"Fungsi kami ada tiga, pertama protokoler bilamana ada tamu negara, patroli, dan kemudian ada set terbatas," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bali, Yohanes Valdi Seriang Ginta, Rahel Narda Chaterine | Editor: Krisiandi, Bagus Santosa)

https://denpasar.kompas.com/read/2022/11/15/141617878/coba-sampaikan-aspirasi-ke-joe-biden-di-bali-perempuan-asal-cimahi-dan

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com