Salin Artikel

6 Fakta Larantuka, Wilayah Titik Temu Berjuluk Kota Bunda Maria

KOMPAS.com - Larantuka merupakan kecamatan sekaligus ibu kota Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

Kota Larantuka dikenal sebagai kota wisata religius, salah satunya karena memiliki sajian wisata religi berupa tradisi Semana Santa yang berlangsung setiap tahun.

Tradisi ini mampu menyedot wisatawan dalam negeri dan mancanegera.

Kota Larantuka dijuluki sebagai Kota Reinha atau Kota Bunda Maria.

Berikut ini adalah fakta Larantuka.

Larantuka

1. Kondisi Geografis Larantuka

Luas Kecamatan Larantuka sekitar 75,91 kilometer persegi.

Kota Larantukan berbatasan dengan Kecamatan Lie Mandiri di sebelah utara, Selat Solor di sebelah selatan, Selat Adonara di sebelah timur, dan Kecamatan Demon Pagong di sebelah barat.

Larantuka terdiri dari 18 kelurahan dan dua desa.

2. Larantuka Bagian Provinsi NTT

Larantuka merupakan kerajaan Katolik pertama di Nusantara yang telah berdiri sejak abad ke-13.

Pada abad ke-20, pemerintahan Kerajaan Larantuka dibubarkan dan wilayahnya masuk ke dalam administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tradisi Semana Santa telah berlangsung selama lima abad.

Keberadaan tradisi ini merupakan warisan Portugis yang menyebarkan agama Katolik dan berdagang cendana di Kepulauan Nusa Tenggara.

Tradisi Semana Santa merupakan rangkaian doa dan devosi (kebhaktian khusus) yang dilakukan 13 suku Semana di Larantuka.

Makna tradisi ini adalah menempatkan ritual Yesus dan Bunda Maria (Mater Dolorosa) sebagai perempuan berkabung karena melihat penderitaan anaknya sebelum dan saat disalib

Rangkaian acara dimulai pada hari Rabu Abu, dimana waktu permulaan ibadah puasa oleh umat Katolik sampai Rabu Terewa (perayaan lamentasi dari kisah sengsara Yesus pada pekan suci).

Setelah rangkaian doa selesai, kemudian dilaporkan kepada Raja Larantuka sebagai presidentia bahwa rangkaian doa telah selesai.

Proses selanjutnya raja akan membuka pintu Kapela untuk Pentaktahan Patung Bunda Maria Tuan Ma.

Peti tempat menyimpan patung selama setahun yang tertutup rapat dibuka untuk perayaan ini.

Patung Tuan Ma atau patung Bunda Maria ini dimandikan dan dilengkapi dengan busana perkabungan dengan warna biru tua.

Sedangkan di Kapela Tuan Ana juga dilakukan pemandian patung Yesus, patung ini juga disimpan selama setahun penuh.

Kedua patung ini menjadi tokoh sentral dalam tradisi paskah Semana Santa di Larantuka.

Tradisi Tuan Ma dilakukan pada Kamis Putih menjelang Jumat Agung.

Prosesi Jumat Agung yang digelar pada hari Jumat menjadi puncak agenda Semata Santa di Larantuka.

Pada hari Jumat, patung Bunda Maria diarak dari kapela Tuan Ma menuju kapela Tuan Ana untuk menjemput patung Yesus sesuai dengan rute Tikam Turo, yakni tiang-tiang lilin yang berjarak sekitar lima meter.

Kedua patung akan diarak mengitari Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka menuju delapan armida atau penghentian jalan salib.

Armida ini mewakili kedelapan situs rohani yang merupakan simbol kehidupan Yesus, dari kandungan Maria hingga wafat di dunia.

4. Kota Seribu Kapel

Larantuka juga disebut sebagai Kota Seribu Kapel karena memiliki kapel indah dengan bentuk bangunan khas Portugis.

Kota ini menjadi incaran wisatawan karena memiliki tradisi peringatan kematian dan kebangkitan Yesus yang tidak dimiliki kota lain.

Banyak wisatawan asing dari berbagai negara yang mengunjungi kota ini setiap tahunnya untuk mengikuti prosesi rohani.

5. Rumah Tua Khas Belanda

Di Larantuka terdapat ruang tua khas Belanda yang biasa disebut Istana Raja Larantuka.

Berdasarkan sejarah, bangunan tersebut didirikan pada tahun 1887 oleh Raja Don Lorenso DVG.

Hampir semua bangunan terbuat dari kayu, pintu, lantai, kaca masih tampak asli meskipun beberapa kali telah direnovasi.

6. Titik Temu

Dalam bahasa Lamaholot, Larantuka artinya titik temu atau jalan tengah.

Kondisi tersebut sesuai dengan keadaan saat ini, dimana wilayah ini merupakan titik pertemuan dari Pulau Adonara, Solor, Lembata, dan masyarakat daratan Pulau Flores.

Larantuka menjadi pusat pertemuan budaya Lamaholot, Melayu, dan Portugis yang dibawa oleh para pedagang.

Larantuka juga menjadi magnet masyarakat sekitar. Meskipun secara politik, pulau-pulau sekitar memisahkan diri dan menjadi kabupaten sendiri.

Namun dalam perayaan agama, masyarakat pulau-pulau sekitar masih menganggap Larantuka sebagai pusatnya.

(Editor: Jimbon dan Rachmawati)

Sumber:

kupang.antaranews.com

djpb.kemenkeu.go.id

lib.ui.ac.id

kemenag.go.id

www.bbc.com

money.kompas.com

regional.kompas.com

https://denpasar.kompas.com/read/2022/11/15/182133078/6-fakta-larantuka-wilayah-titik-temu-berjuluk-kota-bunda-maria

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke