Salin Artikel

Tari Cendrawasih Asal Bali: Gerakan, Fungsi, dan Properti

KOMPAS.com - Tari Cendrawasih berasal dari Bali.

Nama Tari Cendrawasih berasal dari mitologi Hindu Bali yang menganggap burung Cendrawasih sebagai burung para dewa atau Manuk Dewata.

Tari Cendrawasih diciptakan oleh I Gede Manik, seniman asal Bali. Tarian ini pertama ditarikan pada sekitar tahun 1920-an.

Sejak saat itu, Tari Cendrawasih terus mengalami perkembangan koreografi. Saat ini, koreografi Tari Cendrawasih yang kerap dipentaskan adalah karya Ni Luh Nyoman Swasthi Wijaya Bandem.

Berikut ini adalah fungsi, gerakan, jumlah penari, musik pengiring, busana, dan properti Tari Cendrawasih. 

Fungsi Tari Cendrawasih

Tari Cendrwasih memiliki dua fungsi, yaitu sebagai sarana ritual dan sarana hiburan.

Sebagai bagian ritual, Tari Cendrawasih dianggap suci dan sakral. Sehingga sejak awal, tarian ini sebagai salah satu simbol upacara atau kegiatan ritual lainnya.

Sesuai perkembangan zaman, Tari Cendrawasih menjadi sarana hiburan.

Masyarakat yang ingin melihat tarian ini tidak perlu menunggu kegiatan adat terlebih dahulu.

Gerakan Tari Cendrawasih

Sesuai namanya, gerakan Tari Cendrawasi berupa gerakan yang terinspirasi dari kehidupan burung Cendrawasih.

Ada tiga bagian dalam gerakan Tari Cendrawasih, yaitu bagian awal (pepeson), bagian utama (pengawak), dan bagian akhir (pengipuk).

Pada bagian awal penari muncul yang dilanjutkan dengan gerakan berputar, agem kanan, agem kiri, gerak nyelendo, nyosol, dan kembali ke gerakan berputar seterusnya.

Pada bagian utama ditandai dengan masuknya penari kedua ke atas panggung. Penari kedua melakukan dengan gerak meiberan bersama penari pertama yang saling berlawanan arah.

Kemudian, penari melanjutkan gerakan dengan agem kanan, gerak ngengsong, ngombak angke, mekecog kanan, agem kiri, nyolsol, mencogan, dan nyigsig.

Gerakan tersebut diulanng sebanyak tiga kali hingga para penari melakukan gerakan penutup, yakni pengipuk.

Jumlah Penari Tari Cendrawasih

Tari Cendrawasih ditarikan oleh dua orang penari perempuan. Salah satu penari berperan sebagai burung Cendrawasih betina dan seorang penari lainnya berperan sebagai burung Cendrawasih jantan.

Kedua penari tidak akan naik panggung secara bersamaan melainkan satu persatu.

Penari burung Cendrawasih betina akan naik panggung terlebih dahulu, kemudian disusul dengan penari burung Cendrawasih jantan di tengah pertunjukan.

Musik Pengiring Tari Cendrawsih

Tari Cendrawasih diiringi dengan gamelan Bali dan beberapa alat musik tradisional Bali lainnya, seperti rindik, cengceng, dan genggong.

Dalam setiap tabuhan musik pengiringnya akan selalu selaras dengan gerak tubuh penari.

Ekspresi wajah, terutama gerak mata, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari irama musik pengiringnya.

Busana Tari Cendrawasih

Penari Tari Cendrawasih akan menggunakan tata rias yang mirip dengan bentuk tubuh burung Cendrawasih.

Untuk busana atasan menggunakan kemben, sedangan busana bawahan menggunakan rok panjang dengan motif keemasan.

Aksesoris yang digunakan adalah mahkota dengan ornamen jambul bergaya panji, gelang bahu, dan kalung emas.

Tata rias utama untuk penari Tari Cendrawasih adalah terletak di bagian mata, dimana tata rias ini untuk membentuk bola mata terlihat besar.

Karena bola mata merupakan bagian yang menarik dari gerakan tarian ini.

Properti Tari Cendrawasih

Properti yang digunakan dalam Tari Cendrawasih adalah selendang atau sampur berwarna cerah.

Selendang juga menganalogikan sayap burung Cendrawasih, selendang akan selalu dimainkan selama tarian ini berlangsung.

Letak selendang di bagian pinggang dan menjuntai hingga ke bawah.

Sumber:

disbud.bulelengkab.go.id dan jadesta.kemenparekraf.go.id

www.romadecade.org

https://denpasar.kompas.com/read/2022/12/09/142529178/tari-cendrawasih-asal-bali-gerakan-fungsi-dan-properti

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke