Salin Artikel

Sejarah Gempa Karangasem Bali, Wilayah dengan Rekaman Gempa Merusak Sejak Tahun 1963

KOMPAS.com - Gempa Karangasem, Bali dengan magnitudo (M)5,2 terjadi pada Selasa, 13 Desember 2022 pukul 18.38 WITA.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem melaporkan bahwa warga di dua wilayah kecamatan merasakan guncangan gempa, yaitu Kecamatan Kubu dan Manggis.

Dilaporkan pula sebanyak 34 rumah warga mengalami kerusakan. Kerusakan rumah warga teridentifikasi di beberapa kecamatan, antara lain di Kecamatan Kubu, Manggis, Karangasem, Rendang, dan Bebandem.

Selain kerusakan, BPBD Kabupaten Karangasem juga melaporkan 2 warga mengalami luka-luka akibat peristiwa gempa ini.

Getaran gempa juga sempat menimbulkan kepanikan di RSUD Karangasem dan RS Balimed.

Gempa Karangasem kemudian diidentifikasi sebagai gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar naik Flores atau Flores back arc thrust.

Nyatanya, kejadian gempa merusak tersebut bukan yang kali pertama terjadi di wilayah Karangasem, Bali.

Sejarah Gempa Karangasem Bali

Berdasarkan catatan sejarah, daerah Bali menjadi wilayah yang dikenal rawan kejadian gempa bumi.

Salah satu wilayah yang memiliki catatan kejadian gempa bumi merusak adalah di Karangasem.

Dikutip dari keterangan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono di akun Twitternya, terdapat catatan sejarah gempa merusak di Karangasem, Bali.

Dalam catatan BMKG, pernah terjadi gempa merusak di Karangasem, Bali pada 18 Mei 1963 (M 5,7) dan pada 22 Mei 1963 (M 5,9).

Lebih lanjut, berikut adalah beberapa kejadian gempa merusak yang pernah tercatat sebelum gempa Karangasem 2022.

1. Gempa Karangasem 1979

Dilansir dari laman Tribunnews.com, gempa Karangasem tercatat pernah terjadi pada tanggal 17 Desember 1979 pukul 03.58 WITA dengan magnitudo 6.0, sekitar.

Getaran terjadi di sebelah tenggara pantai Kabupaten Karangasem di Selat Lombok, dan sekitar 60 kilometer timur-timur laut Denpasar.

Gempa Karangasem 1979 menelan korban tewas sebanyak 25 orang, dan 47 luka berat.

Kuatnya gempa merusak 80 persen bangunan di Kabupaten Karangasem, dan membuat 15.000 - 500.000 orang mengungsi.

Gempa juga secara cepat memutuskan jalur darat darat dengan Denpasar dan menimbulkan retakan tanah sepanjang 500 meter.

Beberapa desa seperti Desa Culik, Desa Datah dan Desa Tisla dikabarkan tidak lagi dapat dihuni karena kerusakan akibat gempa tersebut.

2. Gempa Karangasem 2004

Gempa Karangasem pernah terjadi pada 2 Januari 2004 dengan kekuatan 6,2 Skala Richter.

Gempa Karangasem 200 menelan 1 korban tewas dan 33 orang luka-luka.

Beberapa daerah yang mengalami kerusakan parah akibat gempa adalah daerah wilayah Tenganan, Dauh Tukad, Abang, Tohpati, Muncan, dan Bukit.

3. Gempa Karangasem 2021

Dilansir dari laman vsi.esdm.go.id, gempa Karangasem juga pernah terjadi pada 16 Oktober 2021 dengan kekuatan M 4,8.

Berdasarkan data BMKG, kejadian gempa bumi tersebut disebabkan oleh aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sesar mendatar yang terletak diantara Gunung api Agung dan Batur.

Jumlah korban berdasar data dari BPBD Kabupaten Karangasem tercatat 1 orang meninggal dunia, 8 orang luka berat, dan 67 orang luka ringan 67 orang.

Daerah terparah di Kabupaten Karangasem adalah Desa Ban, Kecamatan Kubu, dengan sebanyak 371 unit rumah rusak berat, dan 1.015 unit rumah rusak ringan.

Sementara berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Bangli tercatat 2 orang meninggal dunia, 3 orang korban luka berat, dan 5 orang luka ringan.

Daerah terdampak di Kabupaten Bangli tersebar di empat kecamatan, meliputi Kecamatan Kintamani, Bangli, Susut dan Tembuku.

Adapun kerusakan bangunan rumah warga berjumlah 44 unit, tempat ibadah milik pribadi sebanyak 28 unit, fasilitas umum milik masyarakat sebanyak 3 unit, dan fasilitas milik pemerintah berjumlah 3 unit.

Sumber:
bnpb.go.id  
vsi.esdm.go.id 
tribunnews.com 
kompas.com  ( Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

https://denpasar.kompas.com/read/2022/12/15/180432478/sejarah-gempa-karangasem-bali-wilayah-dengan-rekaman-gempa-merusak-sejak

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com