Salin Artikel

Mengenal Kalender Saka Bali, Sistem Penanggalan yang Digunakan Masyarakat Hindu di Pulau Bali

KOMPAS.com - Bagi masyarakat di Pulau Bali, penggunaan Kalender Saka menjadi sebuah kebutuhan sehari-hari.

Hal ini karena Kalender Saka Bali berfungsi sebagai pedoman waktu pada berbagai aktivitas baik sekala (dunia nyata) dan niskala (upacara agama).

Berbagai piodalan pura di Bali akan ditetapkan waktunya menurut kalender Saka.

Kalender ini juga biasa digunakan untuk menentukan neptu (naktu atau neton) yang dalam budaya setempat digunakan untuk menentukan baik buruknya sesuatu.

Neptu merupakan kombinasi angka yang diambil dari kombinasi pancawara, saptawara, bulan, dan tahun.

Mengenal Sistem Kalender Saka Bali

Kalender Saka Bali adalah sistem penanggalan Saka yang pada umumnya digunakan oleh umat Hindu di Pulau Bali.

Kalender Saka Bali atau Kalender Bali juga digunakan umat Hindu di beberapa daerah di Indonesia.

Berbeda dengan Kalender Saka atau Penanggalan Salihwana yang berasal dari India, Kalender Bali sudah dimodifikasi dengan penambahan unsur-unsur budaya lokal.

Kalender Bali memiliki hitungan tanggal, bulan dan tahun dengan yang berbeda dengan sistem kalender masehi.

Sistem Kalender Bali menggabungkan dua sistem penanggalan yaitu berbasis matahari dan berbasis bulan sekaligus.

Perhitungan berbasis bulan digunakan dalam penentuan kegiatan spiritual, sementara perulangan tahun mengikuti perhitungan berbasis matahari.

Hal ini membuat Kalender Saka Bali disebut penanggalanan yang memiliki sistem syamsiyah-qomariyah, surya-candra, atau luni-solar.

Tahun Baru dalam Sistem Kalender Saka Bali

Adapun pergantian tahun atau Tahun Baru Saka dalam Kalender Bali dikenal dengan perayaan Hari Raya Nyepi.

Tahun baru bagi penanggalan Bali, bukan jatuh pada sasih pertama (Kasa), tetapi pada sasih kesepuluh (Kadasa).

Sejak perayaan Hari Raya Nyepi, angka tahun Saka bertambah 1 tahun, atau menjadi angka tahun Masehi dikurangi 78.

Ciri Khas Sistem Kalender Saka Bali

Terdapat beberapa ciri khas dalam Kalender Saka Bali yang membedakannya dengan kalender lainnya.

Seperti dalam Kalender Saka, pergantian hari biasanya dimulai ketika matahari terbit.

Kemudian nama-nama hari dibagi berdasar pada jumlah hari dalam seminggu yang disebut wewaran.

Selain itu, terdapat selisih dalam penanggalan dalam perhitungan luni-solar ini, karena 1 hari candra tidak sama dengan 1 hari surya.

Seperti setiap 63 hari (9 wuku) terdapat satu hari surya yang nilainya sama dengan dua hari candra yang dinamakan pangunalatri.

Selanjutnya dalam Kalender Saka Bali, pekan atau minggu merujuk pada Saptawara atau Padinan yang terdiri dari tujuh hari.

Ada dua penamaan pekan dalam Kalender Bali yaitu wuku dan ingkel.

Dalam satu siklus wuku (pakuwon) terdapat 210 hari, sementara dalam satu siklus ingkel terdapat 42 hari. Sehingga satu siklus pakuwon sama dengan lima siklus ingkel.

Adapun 1 bulan candra (sasih) panjangnya juga tidak sama dengan 1 hari surya.

Karena sistem ini juga, Kalender Saka Bali hanya memiliki bulan kabisat yang bernama nampih sasih untuk menyelaraskan antara penanggalan surya dengan penanggalan candra.

Bulan kabisat dalam Kalender Saka Bali akan disisipkan setelah bulan Desta dan Kesada.

Sumber:
 v2.karangasemkab.go.id  
 edusainsa.brin.go.id  
 p2k.unkris.ac.id  

https://denpasar.kompas.com/read/2022/12/31/215544078/mengenal-kalender-saka-bali-sistem-penanggalan-yang-digunakan-masyarakat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke