Salin Artikel

Mengenal Ngelawang, Tradisi Tolak Bala, Pada Hari Raya Galungan dan Kuningan

KOMPAS.com - Perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan diwarnai dengan beragam tradisi, salah satunya Ngelawang.

Tujuan tradisi Ngelawang adalah untuk tolak bala atau petaka. Tradisi Ngelawang dilakukan enam bulan sekali diantara Hari Raya Galungan dan Hari Raya Kuningan, terutama di Bali.

Hari Raya Galungan bertujuan merayakan kemenangan dan kebaikan melawan kejahatan. Sehingga, tradisi Ngelawang memiliki tujuan yang selaras dengan Hari Raya Galungan.

Adakalanya, tradisi Ngelawang juga dilakukan pada hari-hari tertentu untuk mengusir wabah, seperti pada pandemi Covid-19 supaya virus segera hilang.

Tata Cara Ngelawang

Ngelawang berasal dari kata lawang yang artinya pintu.

Ritual Ngelawang dilakukan dengan berkeliling banjar atau desa sambil menarikan tarian Barong Bangkung.

Ngelawang dilakukan dengan iringan gamelan batel bebarongan. Tujuan tradisi ini adalah untuk mengusir roh jahat yang ingin mengganggu ketenangan desa.

Dalam tradisi Ngelawang lebih banyak menggunakan barong bangkal, karena dianggap barong ini memiliki kekuatan magis. Bangkal adalah babi besar yang sudah tua yang mukanya menyeramkan.

Jumlah penari tradisi Ngelawang dilakukan oleh dua orang, dimana seorang barong berperan sebagai pengusung kepala barong dan seorang lagi berperan sebagai pengusung bagian belakang atau ekornya.

Tradisi Ngelawang dilakukan dari pintu ke pintu gerbang rumah masyarakat yang terdapat di wilayah tersebut.

Dalam kepercayaan setempat, masyarakat akan merasa aman dan terlindungi saat didatangi barong bangkal atau bangkung.

Konon, tradisi Ngelawang muncul untuk mengembalikan ketenangan dan kedamaian di bumi dengan adanya musibah atau bencana.

Tarian, iringan musik, dalang, dan lain sebagainya diharapkan dapat menjadi penghibur setiap manusia sehingga mereka merasa tenang dan damai.

Pelaku Tradisi Ngelawang

Tradisi Ngelawang umumnya dilakukan oleh sekelompok anak-anak dan remaja yang terdiri dari 8 hingga 15 orang.

Dua diantaranya sebagai penari Barong dengan pakaian lengkap. Warna penari Barong ada yang hitam dan ada juga yang putih. Sedangkan, peserta lainnya berperan sebagai penabuh gamelan.

Pada setiap rute yang dilewati, para penonton akan menyaksikan dan menikmati tarian ini dan memberikan sedekah seikhlasnya sebagai imbalan rasa terima kasih.

Tradisi ini dinikmati juga oleh para wisatawan, terutama di wilayah Kuta dan Ubud sebagai pertunjukkan seni yang menghibur dan menyenangkan.

Sumber:

warisanbudaya.kemdikbud.go.id dan www.djkn.kemenkeu.go.id

https://denpasar.kompas.com/read/2023/01/03/231022878/mengenal-ngelawang-tradisi-tolak-bala-pada-hari-raya-galungan-dan-kuningan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke