Salin Artikel

Mengenal Gunung Tambora yang Letusannya Membuat Dunia Merasakan Tahun Tanpa Musim Panas

KOMPAS.com - Gunung Tambora adalah gunung api yang berada di wilayah Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ketinggian puncak Gunung Tambora mencapai 2.851 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Bentuk Gunung Tambora termasuk dalam tipe strato dengan kaldera, serta kawah bernama Doro Api Toi.

Sementara beberapa kerucut yang tumbuh di sekitarnya bernama Doro Kadindingnae, Doro Peti, Doro Mboha, Doro Canga, Doro Mbete, Doro Tabeh/Kembar, Donggo Tabbetoi, Donggo Tabbenai, Nangamira, Gubu Panda, dan Satonda.

Sejarah Letusan Gunung Tambora

Letusan Gunung Tambora pada April 1815 menjadi salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah dan berpengaruh besar pada keadaan seluruh dunia.

Dilansir dari laman Badan Geologi, erupsi Gunung Tambora diawali dengan peristiwa gemuruh yang menggelegar pada tanggal 5 April 1815 yang diikuti dengan lontaran hujan abu.

Namun letusan hebat Gunung Tambora baru terjadi pada tanggal 10 April 1815 dan berakhir pada tanggal 12 April 1815.

Saat itu volume material letusan yang dilontarkan ke udara mencapai 100-150 kilometer kubik dengan tinggi payung letusannya diperkirakan mencapai 30-40 kilometer di atas gunung api.

Energi letusan Gunung Tambora saat itu setara dengan 171.428,60 kali kekuatan bom atom.

Dampak Letusan Gunung Tambora

Dilansir dari Kompas.com, tiga kerajaan yang berada di wilayah gunung berapi tersebut, yaitu Tambora, Pekat, dan Sanggar turut terdampak akibat letusan yang dahsyat.

Sebaran awan panas yang tebal menghabiskan dan mengubur hampir wilayah Tambora dan Pekat yang tidak sempat menyelamatkan diri.

Sedangkan kerajaan Sanggar cukup beruntung karena awan panas tak langsung mengarah ke Timur sehingga Raja Sanggar bisa menyelamatkan diri.

Sementara dilansir dari laman indonesia.travel, dampak letusan Gunung Tambora juga dirasakan di seluruh dunia.

Material letusan membuat sinar matahari tidak bisa menembus sampai ke permukaan bumi sehingga suhu menurun secara signifikan.

Periode ini kemudian dikenal dengan tahun tanpa musim panas (year without summer) yang dirasakan hingga ke Eropa dan Amerika.

Tak heran jika kemudian letusan Gunung Tambora saat itu tercatat sebagai letusan terdahsyat yang mencapai skala 7 berdasarkan Volcanic Explosivity Index (VEI).

Daya Tarik Gunung Tambora

Kini Gunung Tambora telah berubah menjadi destinasi wisata berkelas internasional yang banyak dikunjungi wisatawan asing dan domestik.

Aktivitas wisatawan didominasi oleh wisata alam seperti pendakian atau penjelajahan dengan menggunakan motor trail.

Puncak Gunung Tambora dapat ditempuh melalui empat jalur pendakian, yaitu jalur Pancasila, Doro Ncanga, Oi Marai, dan Piong.

Gunung Tambora juga telah resmi ditetapkan sebagai kawasan geopark nasional pada 2017 dengan potensi keragaman geologi, keragaman hayati, dan keragaman budaya yang luar biasa.

Selain itu terdapat Festival Tambora yang merupakan agenda rutin untuk memperingati dahsyatnya letusan Gunung Tambora.

Festival Tambora disemarakkan dengan pameran kebudayaan, pameran hasil kerajinan tangan, pertunjukkan tari-tarian, wisata kuliner khas, dan jelajah berbagai area wisata di NTB.

Sumber:
vsi.esdm.go.id  
indonesia.travel  
kwriu.kemdikbud.go.id  
kompas.com  (Penulis : Kontributor Sains, Monika Novena, Editor : Gloria Setyvani Putri)

https://denpasar.kompas.com/read/2023/01/23/203912178/mengenal-gunung-tambora-yang-letusannya-membuat-dunia-merasakan-tahun-tanpa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke