Salin Artikel

Apa Itu Bali Belly? Penyakit yang Dialami Turis Ketika Berlibur di Bali

KOMPAS.com - Kasus terkait Bali Belly kembali menjadi perbincangan para turis yang pernah berlibur di Pulau Dewata dan gemar mencicipi berbagi kuliner khas Bali.

Hal ini menjadi perhatian setelah artis Verrel Bramasta diketahui membubuhkan caption Bali Belly pada story di akun instagramnya @bramastavrl, Rabu 1 Februari 2023.

Di hari yang sama, Adik Verrel Bramasta, Athalla Naufal juga mengungkap kondisi sang kakak yang harus dirawat di rumah sakit melalui postingan di Instagramnya @athallanaufal7.

Tak hanya Verrel Bramasta, salah satu nya turis asing asal Irlandia bernama Tammy Whelan juga sempat menceritakan pengalamannya terkena Bali Belly melalui media sosial TikTok yang diposting pada 11 Januari 2023.

Diketahui beberapa wisatawan di Bali yang gemar berpetualang sempat terkena Bali Belly karena kurang berhati-hati dalam memperhatikan kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Apa Itu Bali Belly?

Dilansir dari laman Tribun-Bali.com, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom menjelaskan tentang apa itu Bali Belly.

Bali Belly adalah diare atau salah satu masalah pencernaan yang bisa terjadi akibat mengonsumsi makanan yang sudah tercemar virus atau bakteri.

“Bali Belly ini sebenarnya kan kasus diare biasa dan memang sudah ada dari dulu,” kata I Nyoman Gede Anom.

Di samping itu, alasan disebut Bali Belly ternyata sederhana yaitu karena terjangkitnya di Bali maka para wisatawan khususnya turis mancanegara ini kemudian menyebutnya dengan istilah Bali Belly.

Padahal menurutnya tidak ada perbedaan antara diare dan Bali Belly, serta tidak berpengaruh (perbedaannya) antara apa yang dialami oleh orang Bali dan para wisatawan.

Lebih lanjut, pada 5 Februari 2023 I Nyoman Gede Anom kembali memberikan tanggapan terkait laporan kasus Bali Belly.

"Tidak ada laporan kasus karena wisatawan yang kena biasanya langsung berobat dan tidak fatal," jelasnya pada Tribun-Bali.com.

Penyebab Bali Belly

Gede Anom juga menjelaskan bahwa Bali Belly bisa terjadi akibat mengonsumsi makanan yang sudah tercemar virus atau bakteri.

Dilansir dari laman Puri Medical Clinic, Bali Bell dapat disebabkan virus Rotavirus and Norovirus dan bakteri berjenis E. coli, Salmonella, atau Campylobacter.

Sementara mengutip laman Better Health Channel yang dikelola Departemen Kesehatan Victoria, Australia, beberapa penyebab Bali Belly antara lain kontaminasi bakteri Escherichia coli (E. coli), parasit, virus, atau hal lain yang tidak diketahui yang memicu reaksi pada sistem pencernaan.

Kontaminasi terutama berasal dari makanan, seperti makanan mentah, makanan yang tidak dibersihkan atau dimasak dengan baik, jajanan pinggir jalan, serta makanan panas yang telah didiamkan dalam waktu yang lama.

Selain itu bisa juga berasal dari minuman dan es batu yang terkontaminasi, termasuk air yang digunakan ketika berkumur ketika menyikat gigi.

Gejala Bali Belly

Wisatawan bisa mengenali gejala Bali Belly seperti gejala gangguan pencernaan pada umumnya.

Hal yang dirasakan antara lain merasa tidak nyaman di perut seperti mual, muntah, hingga diare dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda.

Cara Pencegahan Bali Belly

Gede Anom memberikan beberapa himbauan kepada masyarakat dan wisatawan terkait pencegahan Bali Belly.

Mengingat Bali Belly ini juga berkaitan dengan konsumsi makanan, maka masyarakat dan wisatawan asing maupun lokal diimbau berhati-hati saat membeli atau mengkonsumsi makanan saat berlibur di Bali.

Menurutnya, hal yang perlu diperhatikan antara lain dari segi kemasan dan penyajian.

“Perhatikan apakah makanannya ditutup, tidak ada lalat, tidak basi. Sebaiknya beli makanan yang masih segar atau habis dimasak,” himbaunya.

Selain itu, para pedagang juga diminta agar selalu menjaga kebersihan dalam mengolah makanan dan selalu menutup makanan yang dipajang agar tidak dihinggapi lalat.

Baik pedagang dan pembeli juga dihimbau untuk rajin mencuci tangan sebelum dan setelah makan, serta selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Cara Pengobatan Bali Belly

Bali Belly dapat diatasi namun penanganan harus disesuaikan dengan tingkat keparahannya.

Bagi yang mendapat gejala ringan, Bali Belly dapat diatasi dengan beristirahat, banyak minum air putih dan memastikan air yang diminum bersih.

Sementara bagi yang memiliki riwayat pencernaan, maka bisa mengkonsumsi obat yang biasa digunakan yang sesuai dengan gejala.

Namun jika rasa tidak nyaman di perut seperti mual, muntah, hingga diare semakin parah, maka wisatawan disarankan segera menuju ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang lebih cepat.

Sumber:
tiktok.com, instagram.com, bali.tribunnews.com-1, bali.tribunnews.com-2, betterhealth.vic.gov.au, dan purimedicalbali.com  

https://denpasar.kompas.com/read/2023/02/05/183929478/apa-itu-bali-belly-penyakit-yang-dialami-turis-ketika-berlibur-di-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke