Salin Artikel

Duka Orangtua WNI yang Tewas akibat Gempa Turkiye, Korban Belum Pernah Pulang Setelah Menikah

Kabar duka itu sampai ke telinga Sukarmin lewat telepon dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Turkiye.

Menurut informasi dari KBRI, putrinya bersama suami dan anak semata wayangnya yang berusia 1 tahun 4 bulan tewas tertimpa reruntuhan bangunan yang mereka tempati.

"Ketika anak saya mau turun, keduluan dia dihempas gedung itu," kata Sukarmin di rumahnya di Jalan Nangka, Denpasar, Bali, Rabu (8/2/2023).

Menurut Sukarmin, anak keduanya itu awalnya bekerja di Bali. Pada 2020, anaknya ditempatkan di Turkiye oleh perusahaan.

Sejak 2021, Nia memutuskan berhenti bekerja di perusahaan itu setelah menikah dengan pria dari Turkiye yang berprofesi sebagai dosen bahasa Inggris.

Sukarmin menambahkan, anaknya itu belum pernah pulang ke Bali sejak menikah. Salah satu alasan anaknya belum pernah pulang ke kampung halaman adalah pandemi Covid-19.

Sukarmin hanya bisa melihat keberadaan anak, menantu, dan cucunya saat video call melalui aplikasi pesan instan WhatsApp.

"Ya cuma video call dan dia kirim foto-foto anaknya ya cerita dalam kondisi sehat bercanda bergurau dengan kami di sini," kata dia.

Nika, kata Sukarmin, bahkan telah meminta kamarnya direnovasi agar menjadi lebih indah.

"Bahkan minta tolong nanti kamarnya digambarkan lautan matahari jangan bulan karena matahari lebih terang juga ada burung dan ombaknya sudah kita laksanakan. Dan saya sudah fotokan hasilnya dan dia bilang pas agar dia pulang ke Bali nanti dia senang," kata dia.


Sosok ramah dan pekerja keras

Bagi Sukarmin, Nia adalah anak yang dikenal ramah dan pekerja keras. Teman-teman seumuran Nia juga sedih saat mendengar kabar duka itu.

"Dia itu tidak pernah nakal dan neko-neko bekerja ya bekerja pulang ya pulang tidak ada masalah dengan perusahaan. Cuma karena jodoh, menikah akhirnya selesai bekerja di sana," kata dia.

Sukarmin hanya bisa tabah dan berdoa agar anak, menantu, dan cucunya, bisa mendapat tempat yang layak di surga.

Pihak keluarga juga belum memutuskan pergi ke Turkiye untuk menghadiri proses pemakaman.

"Kalau memang Tuhan menghendaki berangkat tapi kalau bilang iya nyatanya tidak, kehendak Tuhan lah yang penting doa. Nanti doa akan nyampe ke yang hidup. Yang mati adalah jasadnya, rohnya dia tetap menerima (doa), Tuhan memberikan itu," kata dia dengan mata berkaca-kaca.

"Hubungan kita dengan yang meninggal itu dengan rohnya, jasad mati tidak akan menerima apa-apa. Tapi roh, yang doa roh, maka yang terima roh," tambahnya.

https://denpasar.kompas.com/read/2023/02/09/060500578/duka-orangtua-wni-yang-tewas-akibat-gempa-turkiye-korban-belum-pernah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke