NEWS
Salin Artikel

Mengenal Tradisi Berburu Paus Nelayan Lamalera di Nusa Tenggara Timur

KOMPAS.com - Masyarakat Lamalera di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur terkenal karena tradisi berburu paus dengan cara tradisional.

Perburuan paus yang dalam bahasa setempat dikenal sebagai Baleo ini seakan menjadi gambaran kearifan lokal para nelayan Lamalera yang tangguh, pemberani, dan dan pantang menyerah.

Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, kebiasaan nelayan Lamalera berburu paus sudah ada sejak abad ke-17.

Nelayan Lamalera sangat berbeda dari nelayan lain karena mereka mahir menangkap ikan besar, terutama paus.

Walau begitu tradisi berburu paus memiliki aturan terkait waktu, peralatan, pelaksanaan, hingga jenis paus yang dapat ditangkap.

Terkait waktu, tradisi berburu paus masyarakat Lamalera dilakukan pada musim menangkap ikan yang dikenal dengan nama Lewa, yang jatuh pada tiap tahun di bulan Mei.

Seremonial adat Tobo Nama Fata atau ritus penyelesaian masalah suku dan tuan tanah akan diadakan sebelum berburu paus.

Begitu juga ritus Le Gerek di batu paus oleh tuan tanah Suku Langowujo akan dilakukan pada tanggal 29 April setiap tahun.

Kemudian pada tanggal 1 Mei dilanjutkan dengan Misa Leva, tradisi agama Katolik untuk memohon restu kepada Tuhan atas musim Lewa yang akan dilaksanakan.

Musim Lewa akan dimulai dari tanggal 2 Mei hingga 30 September setiap tahun.

Peralatan yang digunakan pada tradisi berburu paus di NTT ini adalah paledang dan tombak bambu yang ujungnya berkait terbuat dari besi untuk menikam paus yang disebut tempuling.

Paledang yang merupakan perahu tradisional seperti perahu layar tanpa mesin yang akan digerakkan oleh sekawanan matros atau pendayung.

Dalam satu paledang terdapat 4-6 matros yang dipimpin oleh seorang Lamafa atau juru tikam.

Aturan dalam Tradisi Berburu Paus di Lamalera

Pada musim Lewa, masyarakat Lamalera tidak hanya menangkap paus, tetapi juga pari dan lumba-lumba.

Khusus paus, masyarakat Lamalera memiliki kearifan lokal untuk tidak menangkap jenis paus biru yang dianggap sebagai hewan yang pernah menyelamatkan Lembata.

Penangkapan ikan pada saat Lewa juga tidak dilakukan dalam skala besar, karena nantinya hasil tangkapan hanya dikonsumsi sendiri atau ditukar dengan bahan pangan.

Di Lamalera memang terdapat pasar barter yang dibuka seminggu sekalii mana warga desa Lamalera bisa menukar hasil tangkapan dengan bahan pangan lain seperti jagung atau pisang.

Lebih lanjut, dikutip dari laman BPK Provinsi Nusa Tenggara Timur, peneliti dari APEX Environmental Program Cetacean Laut Asia-Pasific, Dr Benjamin Kahn menegaskan bahwa perburuan ikan paus yang dilakukan secara tradisional oleh nelayan Lamalera ini tidak berdampak buruk terhadap populasi ikan paus.

Asal-usul Masyarakat Lamalera

Lebih lanjut, menurut Peneliti dari Australia Ambrosius Oleona dan Pieter Tedu Bataona, asal-usul masyarakat Lamalera bukan dari penduduk asli Pulau Lembata.

Berdasar sejarah dan dan syair (folkolore) yang diwariskan secara turun temurun yang disebut Lia asa usu (syair asal-usul), nenek moyang suku-suku induk di Lamalera berasal dari tanah Luwuk hingga mencapai selatan Pulau Lembata dan kemudian menetap.

Sebelumnya nenek moyang masyarakat Lamalera lebih dulu mengikuti perjalanan armada Patih Gajah Mada menuju perairan Halmahera, dan sampai Irian Barat, kemudian mereka memutar haluan ke arah selatan yaitu Pulau Seram, Pulau Gorom, Ambon, Kepulauan Timor dan akhirnya mendarat di Pulau Lembata.

Kepindahan nenek moyang masyarakat Lamalera dari Sulawesi Selatan dilatarbelakangi oleh adanya serangan penaklukan kerajaan yang ada di Sulawesi oleh Majapahit pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah Mada.

Kelompok yang pindah inilah yang menjadi cikal bakal komunitas lima suku-suku/marga di Lamalera yaitu suku Batona, Blikolollo, Lamanundek, Tanakrofa dan Lefotuka.

Setelah menetap di Pulau Lembata, mereka membangun sistem kekerabatan dan desa nelayan yang masih bertahan hingga saat ini.

Sumber:
kebudayaan.kemdikbud.go.id
kupang.tribunnews.com  
ntt.bpk.go.id  

https://denpasar.kompas.com/read/2023/02/11/091100078/mengenal-tradisi-berburu-paus-nelayan-lamalera-di-nusa-tenggara-timur

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Komparasi Kereta Cepat Whoosh dan KA Argo Parahyangan

Komparasi Kereta Cepat Whoosh dan KA Argo Parahyangan

Regional
Syukuran Pendopo Serambi Madinah, Pemkab Tanah Bumbu Gelar Tabuhan 1.000 Rebana

Syukuran Pendopo Serambi Madinah, Pemkab Tanah Bumbu Gelar Tabuhan 1.000 Rebana

Regional
Setahun Tragedi Kanjuruhan dan Perjuangan Mencari Keadilan

Setahun Tragedi Kanjuruhan dan Perjuangan Mencari Keadilan

Regional
Hadiri Fashion Show Istana Berbatik, Gubernur Syamsuar Promosikan Batik Riau Hasil Kreasi Pebatik Daerah

Hadiri Fashion Show Istana Berbatik, Gubernur Syamsuar Promosikan Batik Riau Hasil Kreasi Pebatik Daerah

Regional
Kepala BPBD Riau: Kabut Asap di Riau Berasal dari Karhutla di Sumsel dan Jambi

Kepala BPBD Riau: Kabut Asap di Riau Berasal dari Karhutla di Sumsel dan Jambi

Regional
Pj Gubernur Sulsel Bakal Bangun 100.000 Rumpon untuk Sejahterakan Nelayan

Pj Gubernur Sulsel Bakal Bangun 100.000 Rumpon untuk Sejahterakan Nelayan

Regional
Dorong Pemberdayaan Zakat dan Masyarakat area Malang, Dompet Dhuafa Ciptakan Minuman dari Lidah Buaya

Dorong Pemberdayaan Zakat dan Masyarakat area Malang, Dompet Dhuafa Ciptakan Minuman dari Lidah Buaya

Regional
Hadir di Acara Penutupan Discover North Sulawesi, Puan Terkesan Keramahan Masyarakat Sulut

Hadir di Acara Penutupan Discover North Sulawesi, Puan Terkesan Keramahan Masyarakat Sulut

Regional
Hadiri IGA 2023, Mbak Ita Paparkan 2 Program Inovasi Unggulan Pemkot Semarang

Hadiri IGA 2023, Mbak Ita Paparkan 2 Program Inovasi Unggulan Pemkot Semarang

Regional
Pikirkan Anak-anak Melayu Rempang!

Pikirkan Anak-anak Melayu Rempang!

Regional
Mas Dhito Berharap Kampung Lukis Ruslan Lahirkan Bibit-bibit Pelukis di Kabupaten Kediri

Mas Dhito Berharap Kampung Lukis Ruslan Lahirkan Bibit-bibit Pelukis di Kabupaten Kediri

Regional
Pemkab Kediri Kawal Persiapan Bandara Dhoho, Mulai dari Pembebasan Lahan Jalan hingga Site Development

Pemkab Kediri Kawal Persiapan Bandara Dhoho, Mulai dari Pembebasan Lahan Jalan hingga Site Development

Regional
Terima Kunjungan JKONE, Bupati Jembrana Kenalkan Sentra Tenun

Terima Kunjungan JKONE, Bupati Jembrana Kenalkan Sentra Tenun

Regional
22 Klub Sepak Bola Antarpelajar SMA Rebutkan Piala Bupati HST

22 Klub Sepak Bola Antarpelajar SMA Rebutkan Piala Bupati HST

Regional
Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke