Salin Artikel

Longsor Timbun Rumah di Buleleng, Pasangan Lansia Terjebak Reruntuhan Selama 3 Jam

Bencana tersebut terjadi pada Sabtu dinihari sekitar pukul 01.00 Wita. Dalam kejadian itu, Made Artawan dan Luh Marsiki sempat terjebak material reruntuhan rumah selama beberapa jam hingga dievakuasi keluarganya.

Saat itu Made Artawan dan Luh Marsiki sedang tidur di dalam kamar. Namun tiba-tiba sanderan rumah setinggi 7 meter dan panjang 10 meter, milik tetangganya jebol. Reruntuhan material sanderan pun menimpa kamar mereka.

"Posisinya lagi berbaring (tidur) sama suami. Ini di belakang tanah kosong, cuma ada satu kamar. Kejadiannya cepat sekali, langsung roboh tidak ada bunyi apa," ujar Luh Marsiki, ditemui Sabtu di Buleleng.

Luh Marsiki harus menahan potongan kayu dari reruntuhan rumah yang hampir menimpa suaminya yang tengah sakit stroke. Ia dan suaminya pun terjebak di dalam reruntuhan selama hampir tiga jam.

Ia menyebutkan, kejadian longsor itu terjadi saat hujan deras mengguyur desa. Kejadian tersebut begitu cepat. Sehingga keduanya tak sempat menyelamatkan diri.

Keduanya baru mendapat pertolongan dari anak-anak mereka. Luh Marsiki berhasil menghubungi anak-anaknya untuk meminta pertolongan mereka keluar dari reruntuhan.

"Sekitar jam 03.30 Wita baru bisa keluar. Anak-anak datang, pintunya dibongkar pakai linggis. Suami kena kayu di pundaknya, karena sakit stroke. Kursi rodanya hancur," kata dia.

Rumah tersebut telah ditempati Luh Marsiki dan suaminya selama tiga tahun terakhir. Mereka tinggal di kamar berukuran sekitar 3 meter x 2 meter dan membuka warung makan.

Pasca kejadian ini, keduanya memutuskan untuk kembali ke rumah lama untuk mencari tempat aman.

"Sudah tiga tahun tinggal di sini. Ini mengontrak, buat warung jual makanan bakso, sate, rawon. Sekarang mengungsi ke rumah tua," ucapnya.

Camat Buleleng, I Made Dwi Adnyana mengatakan dari pengecekan yang dilakukan, kondisi senderan di lokasi itu memang mengkhawatirkan terlebih berada di wilayah permukiman.

“Kondisinya memang mengkhawatirkan, karena berada di tengah permukiman juga tanahnya agak gembur. Kalau hujan lagi longsor," ujarnya.

Dengan kejadian itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan BPBD Buleleng terkait penanganan yang akan dilakukan.

"Petugas BPBD Buleleng sudah mengecek lokasi bencana tadi pagi. Untuk penanganannya nanti setelah asesmen oleh BPBD,” imbuh dia.

https://denpasar.kompas.com/read/2023/02/11/145547878/longsor-timbun-rumah-di-buleleng-pasangan-lansia-terjebak-reruntuhan-selama

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com