Salin Artikel

Longsor hingga Banjir Bandang Terjang Buleleng Sepekan Terakhir, Warga Trauma

Rumah dan warung berukuran sekitar 5x6 meter yang ditinggali pasangan lanjut usia (lansia) ini hancur akibat longsor, Sabtu (11/2/2023). Bencana ini juga membuat keduanya trauma.

"Sekarang mengungsi ke rumah lama. Suami sakit strok, takut terjadi longsor lagi. Rumahnya sudah hancur," ucap Luh Marsiki saat berbincang di Buleleng beberapa waktu lalu. 

Dalam kejadian itu, Made Artawan dan Luh Marsiki sempat terjebak reruntuhan rumah. Mereka bertahan selama hampir tiga jam hingga akhirnya dievakuasi oleh keluarga.

Made Artawan yang menderita strok nyaris tertimpa reruntuhan rumah. Ia diselamatkan oleh istrinya dengan cara menahan potongan kayu yang terjatuh.

Bencana tersebut terjadi saat keduanya terlelap tidur, Sabtu dini hari. Salah satu bagian rumah tetangganya jebol digerus tanah longsor. Runtuhan material pun menimpa kamar tidur mereka.

Ia menyebutkan, kejadian begitu cepat sehingga tak sempat menyelamatkan diri.

"Kejadiannya cepat sekali, langsung roboh tidak ada bunyi apa,” tutur Luh Marsiki.

Mereka terjebak di dalam reruntuhan selama tiga jam lebih. Luh Marsiki berhasil menghubungi anak-anaknya untuk meminta pertolongan. Keduanya pun dievakuasi.

"Sekitar jam 03.30 Wita baru bisa keluar. Anak-anak datang, pintunya dibongkar pakai linggis. Suami terkena kayu di pundaknya. Kursi rodanya hancur," kata dia.

Banjir terjadi di Desa Anturan, Desa Tukadmungga, dan Desa Baktiseraga di Kecamatan Buleleng, pada Kamis (9/2/2023).


Banjir terparah melanda Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, yang mengakibatkan 40 rumah rusak terendam lumpur. Kendaraan motor dan barang-barang elektronik milik warga dilaporkan rusak.

Di Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng, banjir petugas BPBD mengevakuasi empat orang warga dan seorang anak balita yang sempat terjebak banjir di dalam rumah.

Di Desa Banyupoh di Kecamatan Gerokgak, banjir bandang merusak bangunan pura, rumah, dan ratusan sambungan pipa saluran air. Warga pun kesulitan mengakses air bersih.

Kepala Desa Banyupoh, Ketut Bijaksana mengatakan pipa yang digunakan untuk menyalurkan air bersih dari dalam sumur milik 19 kelompok warga hanyut terseret banjir bandang.

Masing-masing kelompok itu memperbaiki pipa yang terputus secara swadaya.

Ia menjelaskan, masyarakat di desa tersebut membentuk beberapa kelompok dan membuat sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk MCK dan perkebunan.

Air sumur itu lalu disalurkan ke sekitar 50 kepala keluarga (KK) di desa. Namun, pipa tersebut putus akibat tersapu material banjir bandang, pada Sabtu (11/2/2023).

Ia menambahkan, total kerugian yang dialami oleh warga akibat musibah ini diperkirakan mencapai Rp 300 juta lebih.

Selain merusak jaringan pipa distribusi air, banjir juga merusak rumah warga dan perkebunan. Bahkan, ternak milik warga juga tersapu banjir bandang.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Putu Ariadi Pribadi menyampaikan, tercatat 189 kejadian bencana alam yang terjadi di sembilan kecamatan di Kabupaten Buleleng, hingga Kamis (16/2/2023).

"Perkiraan kerugian yang ditimbulkan akibat bencana alam mencapai sekitar Rp 3,7 miliar," ujarnya, dikonfirmasi Jumat (17/2/2/2023).

Ia menyebutkan, sebanyak 229 bangunan rusak terdampak bencana alam dengan rincian 41 bangunan rusak berat, 166 rusak sedang, dan 22 rusak ringan.

Pihaknya telah melakukan asesmen ke lokasi bencana. Titik bencana alam terbanyak terjadi di Kecamatan Sawan dengan sekitar 30 kejadian lebih.

https://denpasar.kompas.com/read/2023/02/17/115318678/longsor-hingga-banjir-bandang-terjang-buleleng-sepekan-terakhir-warga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke