Salin Artikel

2 WN Aljazair Curi Barang Penumpang di Bandara Ngurah Rai Bali karena Bisnisnya di Jakarta Bangkrut

BADUNG, KOMPAS.com - Dua warga negara Aljazair, berinisial AR (49) dan AB (28), nekat mencuri sejumlah barang penumpang di area Terminal Kedatangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali.

Kepada polisi, kedua pelaku mengaku terpaksa mencuri karena bisnis kain yang mereka jalani di Pasar Mangga Dua, Jakarta, bangkrut akibat pandemi Covid-19 dua tahun terakhir.

Kapolres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai AKBP Ida Ayu Wikarniti mengatakan, kedua pelaku kurang lebih sudah 5 tahun tinggal di Jakarta dengan membuka toko kain.

Bahkan, kedua warga negara asing (WNA) ini masing-masing telah memperistri WNI asal Surabaya, Jawa Timur.

"Mungkin sudah pernah ke Bali karena dia (AR dan AB) dulu mengaku sebagai seorang pengusaha kain di Jakarta tapi karena pandemi semuanya bangkrut," kata Wikarniti kepada wartawan pada Selasa (7/2/2023).

Wikarniti mengatakan, para pelaku datang ke Bali pada Kamis (2/3/2023) dengan menumpangi bus antar kota antar provinsi (AKAP) dengan tujuan untuk bekerja.

Mereka lalu menginap di sebuah hotel di Jalan Imam Bonjol, Denpasar, sembari menunggu panggilan dari perusahaan milik WN Aljazair yang tinggal di Bali.

Namun, pada keesokan harinya, Jumat (3/3/2023), keduanya malah kompak untuk melancarkan aksi pencurian di Terminal Kedatangan Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali.

"Dia (AR dan AB) itu sebenarnya punya keluarga di Jawa terus posisinya ke Bali ingin mencari pekerjaan, tapi tidak punya uang. Dia sampai di Bali tidur di hotel lalu besoknya dia sudah melakukan aksi itu karena memang tidak ada bekal sama sekali," kata dia.

Adapun kasus pencurian ini terungkap berkat laporan dari korban yang merupakan seorang WNI berinisial DK. DK melapor ke petugas keamanan Bandara Ngurah Rai atas kehilangan tas berisi satu buah ponsel Jumat pada pukul 22.30 Wita.

Pada hari yang sama, petugas juga menerima laporan kehilangan tas berisi laptop dan iPad dari WN Amerika Serikat berinisial LSG, dan laporan kehilangan paspor dari WN Rusia berinisial SF.

Polisi selanjutnya melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap rekaman kamera televisi sirkuit tertutup atau CCTV di area bandara.

Akhirnya, kedua pelaku ditangkap bersama barang bukti hasil curian di sekitar kawasan Bandara Ngurah Rai.

"Saat mendapatkan korban pertama si WNI hanya ditemukan handphone jadul merek Samsung. Kemudian masuk lagi dapatlah korban negara Rusia, paspor dikira dompet dibawa lagi keluar, target yang diinginkan belum tercapai kembali lagi masuk lagi ke terminal baru akhirnya mendapatkan korban ketiga dapat laptop sama iPad yang ketiga ini justru akhirnya terungkap," kata Wikarniti.

Atas kejadian ini, ketiga korban disebut mengalami kerugian sebesar Rp 131.500.000.

Kedua pelaku dijerat dengan Pasal 363 ayat (1) ke 4e KUHP atau Pasal 362 KUHP jo Pasal 55 KUHP atau 56 KUHP dengan ancaman penjara maksimal 7 tahun.

https://denpasar.kompas.com/read/2023/03/07/175149178/2-wn-aljazair-curi-barang-penumpang-di-bandara-ngurah-rai-bali-karena

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com