Salin Artikel

Catur Brata Penyepian, Empat Pantangan Umat Hindu Saat Perayaan Nyepi

KOMPAS.com - Hari Raya Nyepi yang dilaksanakan umat Hindu akan dijalankan dengan melakukan Catur Brata Penyepian.

Catur Brata Penyepian adalah salah satu rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi di mana umat Hindu akan melaksanakan empat pantangan.

Empat pantangan dalam Catur Brata Penyepian adalah amati karya, amati geni, amati lelungan, dan amati lelanguan.

Catur Brata Penyepian dilakukan selama 24 jam, dari pukul 06.00 pagi pada Hari Raya Nyepi hingga pukul 06.00 pagi hari berikutnya yaitu Ngembak Geni.

Makna dan Tujuan Catur Brata Penyepian

Keempat pantangan pada Catur Brata Penyepian memiliki makna dan tujuan masing-masing.

Hal ini tak lepas dari tujuan puncak perayaan tahun baru Caka ini yaitu untuk menyucikan bhuana alit atau manusia dan bhuana agung atau alam semesta.

Dilansir dari laman kepri.kemenag.go.id, berikut adalah penjelasan dari Catur Brata Penyepian.

1. Amati Karya

Amati karya adalah pantangan berupa larangan untuk bekerja atau melakukan aktivitas

Pada Hari Raya Nyepi, umat hindu tidak boleh melakukan aktivitas apapun di luar rumah termasuk bekerja.

Hal itu dilakukan dengan tujuan agar manusia memiliki waktu untuk melakukan perenungan dan introspeksi diri atas kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat selama ini.

2. Amati Geni

Amati geni adalah pantangan berupa larangan untuk menyalakan api.

Pada Hari Raya Nyepi, seluruh umat Hindu tidak boleh menyalakan api atau lampu.

Hal ini memiliki makna untuk mematikan api yang ada dalam diri manusia, seperti kemarahan, iri hati, serta berbagai pikiran yang tidak baik.

3. Amati Lelungan

Amati lelungan adalah pantangan berupa larangan untuk bepergian.

Pada Hari Raya Nyepi, seluruh umat Hindu tidak boleh melakukan perjalanan atau bepergian dan dianjurkan untuk melakukan perenungan selama 24 jam.

4. Amati Lelanguan

Amati lelanguan adalah pantangan berupa larangan untuk mengadakan pesta atau bersenang-senang.

Pada Hari Raya Nyepi, seluruh umat Hindu tidak boleh menikmati hiburan atau bermusik.

Penjagaan oleh Pecalang di Bali

Pada Hari Raya Nyepi, semua arus lalu lintas baik moda transportasi darat, laut, dan udara akan berhenti total.

Bagi para wisatawan selalu diingatkan bahwa pada Hari Raya Nyepi layanan bandara dan penerbangan tidak beroperasi sama sekali selama 24 jam.

Semua itu dilakukan untuk menjaga kekhusyukan dalam pelaksanaan ibadah di Hari Raya Nyepi.

Umat agama lain di Pulau Bali juga tidak diperkenankan melakukan aktivitas yang mengganggu pelaksanaan Catur Brata Penyepian.

Hal ini dilakukan sebagai wujud toleransi agar umat Hindu dapat menjalankan ibadahnya dengan tenang.

Oleh karena itu, biasanya setiap banjar dan desa akan dijaga sejumlah pecalang atau petugas keamanan adat.

Selain untuk menjaga kelancaran dalam pelaksanaan Catur Brata Penyepian, mereka akan menolong saat terjadi kondisi darurat.

Contohnya jika ada keluarga yang sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit, maka mereka diperbolehkan keluar rumah dengan menggunakan kendaraan bermotor dengan seizin kelian adat atau bendesa adat setempat.

Sumber:
kepri.kemenag.go.id  
babel.antaranews.com  
nasional.kompas.com  

https://denpasar.kompas.com/read/2023/03/08/071100378/catur-brata-penyepian-empat-pantangan-umat-hindu-saat-perayaan-nyepi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke