Salin Artikel

Viral Video Turis Asal Australia Adu Mulut dengan Polisi Saat Ditilang, Tidak Pakai Helm Alasannya Hilang Dicuri

KOMPAS.com - Seorang warga negara asing (WNA) asal Australia beradu mulut dengan polisi saat ditilang karena tidak memakai helm di Bali.

Video turis asing itu melawan polisi ketika ditilang manual viral di media sosial.

Dari video yang diunggah oleh akun Instagram @punapibali, Kamis (9/3/2023), terlihat seorang bule yang mengendarai vespa berwarna hijau mint menunjuk-nunjuk polisi dengan jarinya.

"Seorang wisatawan terekam kamera terlibat aksi ‘adu mulut’ dengan pihak kepolisian saat hendak ditilang manual. Kejadian ini terjadi di kawasan Canggu, Badung," tertulis dalam keterangan unggahan tersebut, dikutip dari TribunJabar.id, pada Jumat (10/3/2023).

Wanita berambut pirang tersebut menyebut dirinya sudah 23 tahun tinggal di Indonesia.

Namun polisi tidak peduli hal tersebut, aturan berkendara harus tetap ditegakkan.

Bahkan WN Australia tersebut beralasan helm miliknya dicuri oleh maling dan akan membeli yang baru.

Turis tersebut juga mencoba kabur saat nggota polisi yang lain mencoba mengarahkan untuk meminggirkan motornya.

Akhirnya polisi terpaksa mencabut kunci vespa dan memproses tilang manual turis itu.

Tanggapan Polda Bali

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan, lokasi adu mulut antara turis asing dan petugas itu berada di Jalan Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali.

Bayu mengatakan, saat itu petugas tengah menggelar Operasi Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas pada Kamis (9/3/2023) pukul 13.30 Wita.

"Kegiatan dipimpin Kasi Laka Subditgakkum Ditlantas Polda Bali dengan personel gabungan Subdit Gakkum Sat PJR, dan Subdit Kamsel berjumlah 20 personil," katanya kepada Kompas.com, Jumat (10/3/2023).

Ia mengatakan, awalnya petugas menggelar acara arahan pimpinan (AAP) oleh perwira menengah pengawas (pamenwas) terkait cara bertindak, pembagian tugas, sasaran prioritas, dan mengedepankan humanis.

Namun, pada saat kegiatan berlangsung, didapati turis asing mengendarai sepeda motor menggunakan headset tanpa memakai helm.

"Selanjutnya dihentikan oleh Bripda Anang Agung Upadana," jelas dia.

Lebih lanjut, Bayu menyampaikan, tindakan yang dilakukan Bripda Anang direspons kurang baik oleh turis asing tersebut.

Pada saat dihentikan, turis asing awalnya berusaha menghindar, tetapi akhirnya dapat ditindak oleh petugas. Terjadi perdebatan antara petugas dengan turis asing, tetapi bahasa yang ia sampaikan kurang jelas.

"Selanjutnya, petugas lainnya ikut membantu mencoba menghentikan, tetapi pengendara tersebut bersikukuh tidak mau. Sehingga, dilakukan upaya dengan mematikan sepeda motor dan mengamankan kunci kendaraan," kata Bayu.

Bayu mengatakan, turis asing yang melawan petugas karena mengendarai sepeda motor tidak sesuai peraturan lalu lintas ternyata warga negara Australia.

Hal tersebut diketahui setelah ia menjalani pemeriksaan dengan menunjukkan STNK Vespa Primavera DK 5883 FCR dan SIM C atas nama Marita Leaning Daniell.

"Warga negara Australia dengan passport nomor E513326," ungkap Stefanus.

Ia mengatakan, petugas bernama Bripda I Made Crysna Dwipayana lantas melakukan penilangan terhadap turis asing tersebut dengan nomor register F7143789 dan mengamankan barang bukti berupa STNK DK 5883 FCR.

"Bahwa dalam proses penindakan pelanggar lalu lintas WNA tersebut terjadi perselisihan dengan petugas, kemudian direkam oleh masyarakat dan diunggah di Instagram," ungkap Bayu.

Sumber: Kompas.com (Penulis Yefta Christopherus Asia Sanjaya | Editor Rizal Setyo Nugroho)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Viral Bule Australia Ngamuk Ditilang Polisi karena Naik Vespa Tak Pakai Helm, Alasan Dicuri Maling

https://denpasar.kompas.com/read/2023/03/10/193122478/viral-video-turis-asal-australia-adu-mulut-dengan-polisi-saat-ditilang

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com