Salin Artikel

Polisi Bantah Koster soal Ancaman Keamanan apabila Timnas U-20 Israel Bertanding di Bali

DENPASAR, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah (Polda) Bali membantah pernyataan Gubernur Bali I Wayan Koster yang menyebut kehadiran Tim Nasional (Timnas) Israel dalam kejuaraan Piala Dunia U-20 berisiko menimbulkan gangguan keamanan dan keselamatan masyarakat Pulau Dewata.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto memastikan, tidak ada ancaman berbahaya sejak bergulirnya polemik terkait keikutsertaan Timnas Israel dalam kompetisi tersebut.

"Situasi di Bali aman kondusif tidak ada (ancaman berbahaya). Kemudian dari hasil intelijen sementara belum ada mengarah ke sana (berpotensi menimbulkan ancaman gangguan keamanan)," kata dia saat dihubungi wartawan pada Jumat (31/3/2023).

Ia mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah dalam rangka pengamanan agar agenda internasional tersebut berjalan lancar di Bali.

Menurutnya, pengamanan event Piala Dunia U-20 tersebut menerapkan sistem operasi terpusat yang dikendalikan oleh Markas Besar (Mabes) Polri.

Polri juga menerapkan operasi serupa dalam rangka pengamanan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November 2022.

"Perencanaan pengamanan U-20 itu Polda sudah menyiapkan personel dan diasistensi dari Mabes Polri. Nantinya pelaksanaan operasi dilaksanakan operasi terpusat dikendalikan Mabes Polri," kata dia.

Ia menambahkan, pihaknya telah menyiapkan 2.752 anggota Polri untuk terlibat dalam pengamanan event kejuaraan sepak bola antar-negara tersebut.

Pengamanan itu juga melibatkan anggota TNI sebanyak 93 orang, pemerintah daerah 284 orang, aparat desa adat Bali (pecalang) 50 orang, dan petugas dari masyarakat sipil 500 orang. Totalnya personel gabungan yang akan dikerahkan yakni 3.679.

"Keamanan (Piala Dunia) U-20 sudah kita siapkan. Terkait apa yang disampaikan oleh Pak Gubernur pada perkembangannya kita akan pantau. Bahkan dari hasil intelijen belum ada yang mengarah ke sana," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Bali I Wayan Koster bersikukuh menolak Timnas Israel karena sudah mencermati situasi pro dan kontra di dalam negeri serta kondisi perubahan kepemimpinan di tubuh pemerintahan Israel.

Menurut dia, kehadiran Timnas Israel berisiko menimbulkan gangguan keamanan dan keselamatan masyarakat Bali, baik ancaman yang bersifat terbuka maupun tertutup.

"Kehadiran Tim Israel di Bali berpotensi menjadi sasaran dari berbagai pihak yang bisa membahayakan keamanan dan keselamatan masyarakat Bali, masyarakat Indonesia, serta Tim Israel selama bertanding di Bali," kata dia dalam siaran pers Kamis (30/3/2023).

Pernyataan ini disampaikan usai FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 pada Rabu (29/3/2023). FIFA menyebutkan, pembatalan itu lantaran "situasi terkini" yang disinyalir sebagai buntut polemik penolakan Timnas Israel.

https://denpasar.kompas.com/read/2023/03/31/144603678/polisi-bantah-koster-soal-ancaman-keamanan-apabila-timnas-u-20-israel

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com