Salin Artikel

Paus Mati yang Terdampar di Pantai Yeh Leh Bali Terindikasi Sakit

Kepala BPSPL Denpasar, Permana Yudiarso mengatakan pemeriksaan nekropsi dilakukan, Minggu (9/4/2023) sejak pukul 14.00 Wita hingga 18.00 Wita.

Pemeriksaan melibatkan tim Laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya.

Petugas menemukan sisa makanan berupa cumi-cumi, dan bakteri cacing di dalam pencernaan paus.

"Wajar ditemukan di dalam pencernaan paus," ujar Permana, dikonfirmasi Senin (10/4/2023).

Menurut Permana, hal yang sama juga ditemukan saat pemeriksaan nekropsi bangkai paus sperma yang terdampar di pesisir Pantai Yeh Malet, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Rabu (5/4/2023).

Dalam pemeriksaan petugas juga mengambil sampel gigi, jaringan kulit, dan cairan, untuk dianalisa. Analisis dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian paus dan umur paus tersebut.

Sampel itu selanjutnya akan diuji di Laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya.

"Adapun jenis kelamin paus betina. Umur belum ketahui, diperkirakan usia remaja ke dewasa. Umur paus belum diketahui, masih menunggu hasil laboratorium," ujar dia.

Yudi mengungkapkan, hasil nekropsi mengindikasikan paus tersebut dalam keadaan sakit. Petugas juga menemukan luka pada organ dalam paus yang kemungkinan disebabkan benturan.

"Sakitnya apa masih menunggu hasil laboratorium. Kami melihat ada luka, namun bukan luka terbuka. Luka di organ dalam yang kemungkinan karena terkena benturan batu karang," jelas Yudi.

Setelah nekropsi selesai, petugas melakukan penguburan bangkai paus menggunakan ekskavator. Paus dikubur di lahan kosong sekitar 1 kilometer dari pesisir pantai lokasi bangkai paus ditemukan.

Hasil diskusi bersama pihak desa dan BPBD Jembrana, Tubuh paus sepanjang sekitar 17,2 meter itu dipotong untuk memudahkan proses penguburan. Kemudian dibawa ke lokasi penguburan menggunakan truk.

"Lokasi penguburan dilakukan areal sekitar 1 kilometer dari pesisir pantai untuk menghindari risiko bau," katanya.

"Karena pada tahun 2018 lalu pernah ada bangkai paus terdampar dan dikuburkan di lokasi yang sama. Begitu terkena gelombang pasang, pasirnya naik dan menimbulkan bau," jelasnya.

Sementara penguburan bangkai paus tersebut belum tuntas hingga Minggu kemarin dan dilanjutkan Senin hari ini.

https://denpasar.kompas.com/read/2023/04/10/122330078/paus-mati-yang-terdampar-di-pantai-yeh-leh-bali-terindikasi-sakit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke