Salin Artikel

Puncak Arus Mudik, Pelabuhan Gilimanuk Bali Dipadati Kendaraan

JEMBRANA, KOMPAS.com - Mendekati Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2023, kondisi di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, terus dipadati pemudik yang hendak menyebrang ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Kamis (20/4/2023).

Pantauan Kompas.com pada Kamis dini hari, pemudik sepeda motor mulai mengalir masuk ke Pelabuhan Gilimanuk melalui Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk.

Bahkan, hingga pukul 02.00 Wita, antrean kendaraan roda dua sudah mencapai kurang lebih 2 kilometer mulai dari gapura menuju pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk.

Setelah pemeriksaan tiket, para pemudik ini langsung diarahkan petugas menuju area kantong parkir dermaga dan menunggu giliran untuk masuk ke kapal.

Kondisi serupa juga terjadi untuk para pemudik yang mengendarai roda empat. Tampak puluhan mobil tersebut mengantre di empat ruas jalan permukiman warga menuju pintu masuk pelabuhan.

Nengah Suarta (41), pedagang di depan Gapura Pelabuhan Gilimanuk, mengatakan, kondisi kepadatan arus mudik sepeda motor ini baru terjadi malam ini.

"Mulai malam ini (padat), dari kemarin (sepeda motornya) masuk aja. Sekarang ini dah puncaknya," kata dia, Kamis.

Kondisi kepadatan arus mudik ini sesuai dengan prediksi Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Bali Putu Jayan Danu Putra, yang menyebut puncak arus mudik akan berlangsung mulai Rabu (19/4/2023) hingga Kamis (20/4/2023).

"Puncak hari ini dan besok. Kalau kita lihat hari ini karena akan ada penumpukan dan nanti malam ada antrean pastinya," kata dia seusai memantau arus mudik di Pelabuhan Gilimanuk, Rabu.

Ia mengatakan telah menyiapkan beberapa skenario untuk mengantisipasi penumpukan penumpang dengan mengatur pola masuk ke area pelabuhan, jadwal bongkar muat kapal dan penambahan armada kapal.

"Seluruh kendaraan kecil dan roda dua yang akan melakukan penyeberangan kita tampung dulu di terminal kargo dan juga dalam rangka pembelian tiket," katanya.

Jadwal bongkar muat kapal dipercepat agar penumpang tidak lama mengantre. Kapal maksimal 30 menit bongkar muat pada kondisi padat.

ASDP Pelabuhan Gilimanuk mengoperasikan 32 kapal dan 1 kapal jumbo tambahan yang mampu mengangkut 600 motor dan 1.000 mobil.

"Tadi bahwa sudah dilakukan pengecekan mengenai kapal-kapal yang ada dan diingatkan kembali untuk kesediaan life jacket untuk dicek supaya keselamatan perjalan arus mudik betul-betul lancar," katanya.

PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang-Gilimanuk mencatat sudah 232.337 pemudik menyeberang dari Bali menuju Jawa sejak 12-18 April 2023. Jumlah penumpang meningkat 30 persen dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama.

General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang-Gilimanuk Muhammad Yasin memprediksi jumlah penumpang diprediksi bakal terus meningkat mengingat pembatasan perjalanan pandemi Covid-19 sudah tak berlaku.

"Jadi kenaikan yang cukup signifikan untuk Gilimanuk ke ketapang dari Bali ke Jawa ini prediksi kenaikan itu 14 persen. Realisasinya Secara komulatif H-10 sampai H-4 ada kenaikan 30 persen untuk kendaraan dan juga 33 persen untuk penumpang," kata dia.

https://denpasar.kompas.com/read/2023/04/20/070352478/puncak-arus-mudik-pelabuhan-gilimanuk-bali-dipadati-kendaraan

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com