Salin Artikel

Di Bali, Ganjar Puji Megawati Sosok yang Masuk Kualifikasi Asta Brata

Menurut Ganjar, Megawati memiliki sifat Asta Brata atau filosofi kepemimpinan Jawa.

"Ibu Mega masuk kualifikasi Asta Brata. Tenang tidak marah, dilawan dengan konstitusi dan kepercayaan itu akhirnya ada sejak saat itu sampai dengan hari ini,"kata Ganjar.

Hal tersebut disampaikan Ganjar saat menjelaskan kemiripan budaya dan corak kepemimpinan yang diwariskan oleh leluhur masyarakat Jawa dan Bali.

Diketahui, Asta Brata merupakan lambang kepemimpinan dalam delapan unsur alam yaitu bumi, matahari, api, samudera, langit, angin, bulan, dan bintang. Tiap unsur tersebut mewakili karakteristik sifat ideal dari seorang pemimpin.

Ganjar menjelaskan, seorang pemimpin harus memiliki sifat seperti bumi yang harus siap menjadi pijakan dan selalu sabar. Kesabaran menumbuhkan kepercayaan masyarakat.

"Memiliki sifat seperti bumi, ini siap menjadi pijakan dan memberikan sumber utama kehidupan dan sabar, sabar. Jadi kalau jadi pemimpin yang siap ya diinjak kepalanya oleh rakyat, karena tuannya rakyat, apa yang terjadi kesabaran ini lah yang kemudian memunculkan bahwa rakyat akan percaya," katanya.

Ganjar mengatakan, sifat pemimpin juga selayaknya seperti matahari yang memberikan energi dan membuka kesadaran. Sehingga bisa memberikan energi saat masyarakat menghadapi masalah.

Dia menyebutkan, Megawati sebagai pemimpin yang patut diteladani karena memiliki prinsip yang teguh.

"Saya dididik di sekolah di keluarga dan di partai. Maka kalau kita mau belajar keteguhan belajar dari bu Mega (sapaan Megawati Soekarnoputri)," kata dia.

Ganjar menambahkan, pemimpin harus mampu melindungi dan menaungi masyarakatnya dengan pengetahuan seperti langit.

Kemudian, pemimpin juga memiliki sifat seperti api agar memberikan keadilan, angin agar pandai berbaur dan berpengaruh, sedangkan samudera mampu menerima segala keadaan dengan tenang.

"Kalau saya contohkan bu Mega saja, tidak pernah tergoda dan prinsipnya kuat, digoda kiri kanan, tidak pernah maju terus. Maju terus itu pelajaran yang luar biasa," kata dia.

Diketahui, acara ini dihadiri Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo, Gubernur Bali Wayan Koster, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, I Gusti Ayu Bintang Darmawati.

Selain itu, turut dihadiri oleh Bupati dan Wali Kota, Ketua DPRD, Kepala Desa, Bendesa Adat se-Bali. Kemudian, sejumlah rektor perguruan tinggi, seniman, budayawan, dan tokoh agama di Bali.

https://denpasar.kompas.com/read/2023/06/16/213320078/di-bali-ganjar-puji-megawati-sosok-yang-masuk-kualifikasi-asta-brata

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com