Salin Artikel

444 Orang di Buleleng Positif TBC, Dinkes: Angka yang Ditemukan Tinggi Bukan Berarti Jelek

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Buleleng, I Gede Artamawan mengatakan, jumlah kasus TBC ini diketahui setelah pihaknya melakukan tracing.

"Berdasarkan data, di tahun lalu target tercapai kasus tracing mencapai 66 persen atau 856. Kemudian, hingga Juni 2023, tracing jumlah pasien yang terjangkit penyakit TBC sudah mencapai 53 persen atau 444 orang," ujarnya, Jumat (7/7/2023) di Buleleng.

Ia menambahkan, tahun ini pemerintah memasang target sekitar 70 hingga 80 persen kasus yang di-tracing atau meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya.

Cara temukan penderita

Dinkes Buleleng melakukan empat cara untuk menemukan penderita TBC.

Pertama dilakukan secara pasif yang artinya seluruh fasilitas kesehatan melakukan tes dahak kepada pasien yang dicurigai terjangkit TBC.

Kedua jika ditemukan kasus positif TBC maka petugas akan melakukan investigasi dan mencari minimal 20 orang yang kontak erat dengan pasien positif TBC tersebut.

"Selanjutnya 20 orang yang kontak erat tersebut dites untuk memastikan apakah mereka tertular TBC atau tidak," sebutnya.

"Walau tes negatif, namun kontak erat dengan orang terdekat yang positif TBC tetap mendapat terapi obat yaitu Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) dengan mengkombinasikan beberapa jenis obat yang fokus terhadap pencegahan tertular dari bakteri," jelasnya.

Tracing penderita TBC ini juga didukung dengan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) sejumlah lima unit.

Yakni di RSUD Buleleng dua unit, RS Pratama Tangguwisia satu unit, RS Pratama Giri Emas satu unit, dan Puskesmas Gerokgak satu unit.

Alat TCM ini berfungsi mengidentifikasi dahak apakah positif atau negatif terinfeksi bakteri TBC.

Kendala

Ia menyebutkan, penyakit TBC seperti fenomena gunung es. Banyak penderita yang belum ditemukan. Kebanyakan dari masyarakat baru memeriksa kesehatannya ketika sudah parah.

Sehingga hal itu bisa berdampak ke penularan.

"Angka yang ditemukan tinggi bukan berarti jelek. Namun itu berhasil kita temukan. Ketika nanti ada penemuan, selanjutnya dilakukan pengobatan kepada pasien. Semakin banyak yang kami temukan, maka semakin banyak orang yang bisa diobati," jelas dia.

Pihaknya berharap kesadaran masyarakat akan bahaya TBC tidak disepelekan.

Karena masa inkubasi penyakit ini kurang lebih mencapai 5 tahun yang menyebabkan gejala tidak timbul langsung dan diketahui.

Untuk itu kepada pasien yang sudah terjangkit, keteraturan minum obat harus dilaksanakan berkelanjutan dan tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

https://denpasar.kompas.com/read/2023/07/07/104508078/444-orang-di-buleleng-positif-tbc-dinkes-angka-yang-ditemukan-tinggi-bukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke