Salin Artikel

Polisi Sebut Ayah di Bali Bunuh Anak Kandung yang Berkebutuhan Khusus karena Lelah Merawat Korban

Setelah membunuh anaknya, IMS bunuh diri dengan cara menyayat pergelangan tangan kirinya mengunakan pisau.

Depresi

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Denpasar, Kombes Pol Bambang Yugo Pamungkas, mengatakan IMS membunuh anaknya lalu bunuh diri lantaran mengalami depresi selama merawat korban satu tahun terakhir.

"Sebelum Covid-19, korban PR dirawat oleh neneknya karena ada berkebutuhan khusus. Kemudian setelah Covid-19 dikembalikan kepada orangtuanya, IMS, " kata dia dalam konferensi pers di Mapolresta Denpasar Barat pada Selasa (11/7/2023).

IMS, kata polisi, juga beberapa kali ingin bunuh diri.

"Sekitar satu tahun lebih merawat dan yang bersangkutan sudah merasa lelah untuk merawat dan beberapa kali ingin bunuh diri dari pihak IMS," lanjutnya.

Diketahui adik korban

Bambang mengatakan, peristiwa pembunuhan ini terjadi di sebuah kamar di rumah tersebut pada Kamis (6/7/2023) sekitar pukul 11.00 Wita siang.

Di rumah dua lantai itu, pelaku bersama istrinya tinggal bersama empat orang anaknya termasuk korban.

Saat kejadian, anggota keluarga lainnya sedang berada di lantai satu, sedangkan korban dan ayahnya berada dalam kamar.

Selanjutnya, keberadaan jenazah keduanya diketahui pertama kali oleh adik korban saat masuk ke dalam kamar tersebut.

Dia melihat kakaknya dalam posisi telentang tak bergerak di lantai, sedangkan ayah tengkurap dalam kondisi kejang-kejang dan bersimbah darah.

Kemudian, kemudian keluarga membawa IMS ke IGD RSUP Prof Ngoerah Denpasar untuk mendapat perawatan medis, namun nyawanya tak tertolong. Sedangkan, korban dititipkan ke ruang jenazah setempat.

Dibunuh

Bambang mengatakan, kejadian ini baru diketahui oleh polisi berkat laporan dari dokter forensik usai menerima dua jenazah dengan kematian tidak wajar tersebut.

Selanjutnya, polisi langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa saksi-saksi.

"Hasil pemeriksaan semuanya dapat disampaikan bahwa korban PR atau anak dari IMS ini ternyata meninggal tidak wajar atau dibunuh dengan perlukaan di leher, bekas dijerat," kata dia.

Polisi yakin pelaku pembunuhan itu hanya mengarah pada IMS setelah mendapat alat bukti seperti tali untuk menjerat leher korban, pisau cutter yang digunakan untuk menyayat tangannya sendiri, dan satu buku catatan milik IMS.

"Hasil pemeriksaan dan olah TKP diperkuat lagi dengan ada buku memori dan ada beberapa saksi menyampaikan memang IMS mengalami depresi dan ingin beberapa kali bunuh diri dan sudah berobat ke psikiater," kata dia.

Setelah membunuh anaknya, IMS diduga bunuh diri.

"Maka dipastikan yang bersangkutan meninggal dunia karena bunuh diri karena terjangkau atau dalam jangkauan pelaku sendiri," tambahnya.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

https://denpasar.kompas.com/read/2023/07/11/152413178/polisi-sebut-ayah-di-bali-bunuh-anak-kandung-yang-berkebutuhan-khusus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke