Salin Artikel

Kondisi Binaragawan Justyn Vicky Sebelum Mengembuskan Napas Terakhir di RSUD Wangaya Bali

DENPASAR, KOMPAS.com - Binaragawan Justyn Vicky meninggal dunia usai mengalami kecelakaan saat latihan mandiri dengan mengangkat barbel seberat 200 kilogram di pusat kebugaran di Jalan Danau Tamblingan, Sanur, Denpasar, Bali, Sabtu (15/7/2023).

RSUD Wangaya sempat melakukan operasi perbaikan tulang belakang leher pria yang memiliki nama Herman Fauzi (34) itu, sebelum dinyatakan meninggal pada Senin (17/7/2023) sekitar pukul 14.00 Wita.

Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Wangaya I Wayan Edi Wirawan membeberkan penanganan medis yang dilakukan terhadap Justyn Vicky.

Awalnya, petugas medis IGD RSUD Wangaya menerima Justyn yang ditemani seorang temannya atas rujukan RS Siloam pada Sabtu (15/7/2023) pukul 17.46 Wita.

Saat itu, Justyn dalam kondisi sadar tetapi tidak bisa menggerakkan kedua kaki dan lehernya yang diberikan penyangga. Sementara itu, nilai detak jantung 74 kali per menit, suhu tubuh mencapai 36 derajat celsius, tekanan darah 110/52 mmHg.

Dari hasil MRI (magnetic resonance imaging) yang dilakukan di RS Siloam, terlihat tulang belakang leher Justyn patah dan mengalami pergeseran atau dislokasi pada ruas C6 dan C7.

Hal ini mengakibatkan kerusakan pada sistem saraf, sendi penghubung antara tulang belakang dan pembengkakan jaringan di sekitar ruas tulang belakang Justyn.

"Bahkan, sudah terjadi pembengkakan sampai (ruas tulang belakang leher) ke C4 dan C5," kata Edi kepada wartawan, Jumat (28/7/2023).

Dokter memberikan pertolongan pertama berupa tindakan stabilisasi atau mempertahankan tekanan darah dan jalan nafas tetap teratur.

Justyn sempat mengalami penurunan tekanan darah pada pukul 18.30 Wita sehingga dipindahkan ke ruangan ICU. Di ICU, dokter mengontrol kondisi Justyn dengan ketat.

Operasi tulang leher

Tim dokter selanjutnya rapat membahas tindakan medis menanggani Justyn pada Minggu (16/7/2023). Tim dokter memutuskan melakukan operasi perbaikan tulang leher belakang atau mengembalikan posisi tulang leher sebagaimana mestinya.

Yakni, pada tulang leher belakang terdapat sumsum tulang belakang dan pembuluh darah serta sel-sel saraf yang menghubungkan kepala dengan paru-paru dan jantung.

"Risiko operasinya sangat tinggi sekali. Tentunya saja bisa mungkin (menyebabkan) kelumpuhan dan kematian tapi mau tidak mau harus kita laksanakan tindakan operasi ini untuk menyelamatkan jiwa pasien," katanya.

Tim dokter telah menjelaskan kondisi Justyn kepada ibunya. Ibunya setuju agar tim dokter melakukan tindakan operasi terhadap Justyn.

"Keluarga pasien setuju. Dalam hal ini ibu pasien yang diberikan KIE (Kegiatan Informasi dan Edukasi) oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)," katanya.

Justyn menjalani operasi pada Minggu (16/7/2023) pukul 16.00 Wita. Operasi berjalan selama 3,5 jam atau selesai pada 19.30 Wita. Justyn selanjutnya dipindahkan kembali ke ruang ICU dengan bantuan alat napas.

Dokter melakukan monitoring ketat setelah operasi. Namun, kondisi Justyn memburuk pada tengah malam. Tekanan darahnya rendah dan saraf pada tulang leher diduga mengalami trauma.

Kondisi Justyn tetap memburuk meskipun dokter melakukan berbagai tindakan. Justyn akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Senin, siang.

"Nah, rupanya kecepatan pembengkakan dan perburukan oleh saraf yang mengalami trauma itu gencar juga meskipun sudah diantisipasi oleh sekian ahli di bidangnya. Kita tetap "kalah" oleh progres penyakitnya," katanya.


Pihak dokter terpaksa menyampaikan kabar duka kepada Ibu Justyn.

"Dan di KIE kembali bahwa kondisi pasien pada saat itu mengalami perburukan kepada keluarga. Keluarga pada saat itu kan sudah mengerti, terutama dari sisi ibunya," katanya.

Dalam peristiwa ini, polisi sedang menyelidiki kemungkinan adanya unsur kesengajaan atau kelalaian yang menyebabkan Justyn tewas tertimpa barbel 200 kilogram.

Apalagi, pihak manajemen pusat kebugaran di objek wisata Sanur tersebut tidak membuat laporan ke polisi, baik saat kejadian maupun usai Justyn dinyatakan meninggal.

"Terhadap perkara ini Reskrim Polsek Denpasar Selatan masih melakukan penyelidikan untuk menemukan perbuatan pidananya," kata Kapolsek Denpasar Selatan, AKP Ida Ayu Made Kalpika Sari, melalui aplikasi bertukar pesan WhatsApp pada Senin (24/7/2023).

https://denpasar.kompas.com/read/2023/07/28/191338678/kondisi-binaragawan-justyn-vicky-sebelum-mengembuskan-napas-terakhir-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke