Salin Artikel

Flora dan Fauna Identitas Bali

KOMPAS.com - Setiap provinsi di Indonesia memiliki flora dan fauna identitas, tidak terkecuali Provinsi Bali.

Tak hanya sebagai simbol daerah atau maskot, flora dan fauna identitas juga dapat menggambarkan keragaman dan kekayaan hayati dari daerah asalnya.

Bagi Provinsi Bali, flora dan fauna identitas yang dimiliki adalah Pohon Majegau (Dysoxylum densiflorum) dan Burung Jalak Bali (Leucopsar rothschildi).

Pohon Majegau, Flora Identitas Bali

Pohon Majegau (Dysoxylum densiflorum) merupakan flora identitas atau simbol flora dari Provinsi Bali.

Dilansir dari laman bobo.grid.id, Pohon Majegau juga dikenal dengan nama lain seperti pingku (Sunda), cempaga (Jawa), kheuruh (Madura), dan tumbawa rendai (Minahasa).

Tanaman yang masuk dalam keluarga Meliaceae ini masih berkerabat dengan tanaman mahoni, dengan salah satu ciri memiliki batang yang keras dan wanginya yang harum.

Kayunya Majegau tak hanya digunakan sebagai bahan bangunan atau ukiran, namun juga digunakan dalam upacara adat Bali.

Tak heran jika Majegau menjadi pohon yang sangat disakralkan karena batangnya dipercaya sebagai simbolisasi Bhatara Sadasiwa.

Batang kayu Majegau digunakan dalam upacara manusa yadnya, yaitu suatu upacara suci atau pengorbanan suci yang bertujuan untuk memelihara hidup dan membersihkan lahir batin manusia.

Saat ini keberadaan Pohon Majegau sudah sangat langka akibat pencurian dan illegal logging.

Burung Jalak Bali, Fauna Identitas Bali

Burung Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) merupakan fauna identitas atau simbol fauna dari Provinsi Bali.

Sebagai hewan endemik di Pulau Bali, Burung Jalak Bali juga masyarakat setempat mengenalnya dengan sebutan curik atau curik putih.

Sementara orang asing biasa menyebut burung eksotik ini sebagai Bali myna atau white starling.

Dilansir dari laman Kompas.com, Burung Jalak Bali mudah dikenali dengan warna putih di seluruh tubuh, dengan bulu putih di bagian kepala yang tumbuh ke atas menyerupai jambul.

Burung ini memiliki paruh yang runcing dengan panjang 2 - 3 sentimeter dengan warna abu kehitaman dan ujungnya kuning kecoklatan.

Selain itu, bagian sekitar mata Burung Jalak Bali berwarna biru terang atau biru kobalt tanpa bulu, serta bagian ujung ekor dan sayap yang berwarna hitam dan kakinya berwarna abu pucat.

Ukuran burung ini tidak terlalu besar dengan ukuran panjang sekitar 21 sampai 25 sentimeter dan berat hanya sekitar 107 gram saja.

Burung Jalak Bali berkembang biak dengan cara bertelur dan dikenal dengan telurnya yang sangat unik karena berwarna hijau kebiruan dengan bentuk oval berukuran sekitar 3 sentimeter.

Burung Jalak Bali akan terbang berkelompok pada musim kawin, yaitu sekitar bulan November sampai April.

Pada musim kawin, burung ini akan selalu terbang di dekat sarangnya yang seringkali merugikan karena membuat pemburu liar dengan mudah menemukannya.

Hal ini juga menjadi salah satu alasan penurunan populasi Burung Jalak Bali di habitatnya akibat perburuan liar.

Sumber:
bali.tribunnews.com
bobo.grid.id  
kompas.com (Editor : Nadia Faradiba) 

https://denpasar.kompas.com/read/2023/08/07/151450778/flora-dan-fauna-identitas-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke