Salin Artikel

Mengenal Rindik, Alat Musik Bali dan Cara Memainkannya

KOMPAS.com - Rindik adalah salah satu alat musik Bali.

Alunan nada rindik yang tenang kerap digunakan dalam mengiringi acara resepsi pernikahan saat para tamu menikmati hidangan.

Asal-usul alat musik rindik juga mempunyai kaitan dengan Kerajaan Majapahit.

Rindik

Sejarah Rindik

Rindik berasal dari kejatuhan Kerajaan Majapahit, yang pernah mengalami kejayaan dengan menguasai Nusantara.

Kejayaan Majapahit mulai mengalami kemunduran saat Ponorogo, wilayah kecil di Jawa Timur, melakukan pemberontakan kepada Majapahit.

Banyak angklung-angklung Reog yang menjadi senjata kerajaan yang juga dapat berfungsi sebagai alat musik ditinggal pergi.

Pada saat terjadi serbuan Kerajaan Demak, angklung-angklung dan gamelan segera diungsikan ke Pulau Bali, sehingga akar budaya dan kerajaan Majapahit berpindah.

Saat tiba di Bali, para pemusik Mahjapahit kesulitan mengembalikan gamelan-gamelan yang dibawanya termasuk angklung.

Proses pengembalian gamelan melahirkaan alat musik baru.

Nama rindik dalam bahasa Jawa Kuno artinya ditata dengan rapi dengan celah kecil.

Kisah kemunculan rindik berawal para pemusik Majapahit, yang mengungsi di Bali, berupaya menata kembali alat-alat musik lama. 

Proses tersebut akhirnya malah menciptakan alat musik baru yang bernama rindik.

Alat musik tersebut kemudian berevolusi sesuai dengan kearifan lokal Pulau Bali, dimana terbuat dari bambu dengan nada salendro dan dimainkan dengan cara dipukul.

Pada awalnya, rindik digunakan sebagai alat musik untuk menghibur petani di sawah dan hiburan rakyat Joged Bumbung.

Sejalan perkembangan zaman, rindik digunakan untuk berbagaimacam keperluan, mulai musik pelengkap berbagai acara, pernikahan, saat bersantai, hingga penyambutan kepala negara yang berkunjung ke Bali.

Cara Memainkan Rindik

Rindik seperti gamelan Bali pada umumnya yang disusun berpasanan namun berbeda-beda.

Satu instrumen mempunyai nada lebih tinggi dari instrumen pasangannya, sehingga bunyi yang dihasilkan berupa dengungan khas rindik yang bernuansa Bali.

Satu rindik dapat dimainkan menggunakan dua atau tiga pemukul. Satu pemukul dipegang di tangan kiri dan satu atau dua pemukul lainnya di tangan kanan.

Melodi yang dihasilkan dari nada yang dipukul dari tangan kiri dan kanan memainkan pola nada yang terkait untuk mengiringi melodi di tangan kiri.

Permainan rindik membutuhkan latihan bertahun-tahun supaya mahir.

Irama nada rindik cepat dengan tangan kiri dan tangan kanan memainkan dua atau tiga pemukul supaya menciptakan melodi yang berirama.

Satu rangkaian alat musik rindik biasa dimainkan oleh dua sampai lima orang pemaian. Sebanyak dua orang memainkan rindik dan sisanya mengiringi irama seruling dan gong pulu.

Nada dasar rindik seperti alat musik tradisional lainnya, yaitu lima nada. Untuk itulah, rindik disebut alat musik pentatonik bernada salendro.

Suara Rindik

Rindik juga memiliki kunci yang dapat distel untuk menghasilkan nada yang merata.

Suara dengungan halus yang dihasilkan alat musik tersebut menciptakan nada angin berdesir yang sedang berhembus di tengah sawah menguning dalam suasana cerah.

Rindik disebut sebagai alat musik yang berevolusi dan tercipta dari repertoar musik ciptaan para petani padi, terutama pada awal abad ke- 20 saat alat musik tersebut berkembang pesat di Bali.

Suara alunan rindik terdengar lebih keras dibandingkan gamelan Jawa, yang merupakan cikal bakal terciptanya rindik.

Rindik juga memiliki instrumen melodi yang lebih fleksibel dibandingkan dengan gamelan Jawa bahkan yang moderen sekalipun.

Sehingga, para pemudik moderen mudah membuat komposisi menggunakan alat musik rindik.

Rindik menjadi bagian alat musik Bali yang terinspirasi oleh alam. Suara alunan rindik akan menyadarkan setiap orang bahwa dirinya tengah berada di Bali.

Sumber:

indonesia.go.id dan hkln.kemenag.go.id

https://denpasar.kompas.com/read/2023/08/08/155206578/mengenal-rindik-alat-musik-bali-dan-cara-memainkannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke