Salin Artikel

Fakta Baru Kasus Lift Jatuh di Bali, Polisi Tak Temukan Rem Darurat dan "Safety Net"

KOMPAS.com - Polisi memaparkan fakta baru dalam kasus lift jatuh di sebuah resor di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, yang menewaskan lima orang.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Gianyar AKP Ario Seno Wimoko mengatakan, polisi tidak menemukan emergency brake atau rem darurat dan safety net atau jaring pengaman pada lift tersebut.

Menurut Ario, safety net itu tidak hanya berbentuk jaring, tetapi bisa juga dinding untuk melindungi jikalau lift mengalami masalah.

"Jadi kereta tersebut karena tidak ada yang menahan, akhirnya dia keluar dari jalurnya dan jatuh ke bawah ke arah jurang," ujarnya, Sabtu (2/9/2023), dikutip dari Kompas TV.

Mengenai penyebab lift itu terjatuh, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan Bidang Laboratorium Forensik (Bid Labfor) Kepolisian Daerah (Polda) Bali, yang bertindak pula sebagai saksi ahli.

Di samping itu, pihaknya juga akan meminta bantuan terhadap ahli yang mengerti soal alat itu.

"Kami juga minta bantuan saksi ahli yang mengerti kelayakan lift tersebut, uji sertifikasinya, SNI-nya, apakah studah standar belum," ucapnya.

Nantinya, keterangan-keterangan saksi ahli akan dipadukan. Setelahnya, polisi akan melakukan gelar perkara untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kasus lift terjatuh ini.

Ketika mengalami insiden pada Jumat (1/9/2023) siang, lima karyawan resor yang berada dalam lift itu sebenarnya hampir tiba di titik yang dituju. Namun, tiba-tiba tali seling lift diduga putus.

"Kereta tersebut hampir mencapai level puncak, tiba-tiba tali putus, kereta meluncur ke bawah," ungkapnya.

"Dalam hal ini, kita harusnya menemukan emergency brake atau safety net untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tetapi dalam kasus ini, kita tidak menemukan hal yang dimaksud," sambungnya.


Saat ditanya apakah ada dugaan lift tersebut kelebihan muatan, Ario menjelaskan bahwa timnya sudah memegang catatan dari kontraktor. Berdasarkan keterangan kontraktor, kapasitas maksimal lift adalah enam orang. Pada saat insiden, lift diisi lima orang.

"Tadi kita lihat di record-nya yang kita pegang dari salah satu kontraktor yang mengadakan lift tersebut. Kapasitas maksimal lift enam orang. Saat kejadian diisi lima orang. Dari sisi over capacity, harusnya bisa kita coret," tuturnya.

"Akan tetapi untuk menentukan penyebabnya, kesimpulannya akan kita lihat dari hasil penyelidikan lebih lanjut," imbuhnya.

Ia menambahkan, berdasarkan keterangan saksi-saksi, lift itu dalam sehari-hari dipakai oleh pengunjung dan karyawan.

Mengenai kasus lift terjatuh di resornya, pemilik Ayuterra Resort, Linggawati Utomo, mengungkapkan bahwa berdasarkan data yang dimiliki perusahaan, lift tersebut terakhir kali menjalani uji kelayakan pada November 2022, dan disebut masih berlangsung baik hingga akhir November 2023.

“Petugas sudah melakukan pengecekan semua data kami, semua tidak ada yang tidak tertera, termasuk genset, hidran, tiap tahun dilakukan pemeriksaan,” jelasnya, Sabtu, dilansir dari Tribun Bali.

Linggawati menyampaikan rasa duka yang mendalam atas kejadian ini.

"Saya memohon maaf pada korban dan keluarganya. Saya sangat kehilangan, dan berduka atas kejadian ini," terangnya.

"Kami sudah bertemu dengan seluruh keluarga korban yang mengalami musibah yang terjadi hingga mengakibatkan korban jiwa. Semua biaya upacara hingga pengabenan akan ditanggung semua oleh pihak perusahaan, kemudian juga ada santunan kematian dan asuransi BPJS Ketenagakerjaan,” tandasnya.

Lima korban jiwa dalam insiden lift terjatuh di Bali ini ialah I Wayan Aries Setiawan (23), Kadek Hardiyanti (24), Kadek Yanti Pradewi (19), Ni Luh Superningsih (20), dan Sang Putu Bayu Krisna (19). Kelima korban merupakan karyawan resor.

Sumber: Kompas TV, Tribun-Bali.com

https://denpasar.kompas.com/read/2023/09/03/173837978/fakta-baru-kasus-lift-jatuh-di-bali-polisi-tak-temukan-rem-darurat-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke