Salin Artikel

Sederet Temuan soal Kondisi Lift yang Jatuh di Bali dan Tewaskan 5 Karyawan, Tali Diduga Dikurangi

Tragedi tersebut menewaskan lima orang karyawan yang saat itu sedang berada di dalam lift.

Polisi melakukan pemeriksaan dan membeberkan sejumlah temuan mengenai kondisi lift tersebut.

Untuk diketahui, lift tersebut mulai dibangun tahun 2019 dan terakhir kali melakukan uji kelayakan beroperasi pada November 2022.

Lift dibangun di atas tebing, dan di luar ruangan. Lift tersebut melintasi jalur rel sepanjang 60 meter dengan elevasi sekitar 35 derajat.

Kasatreskrim Polres Gianyar AKP Ario Seno Wimoko mengemukakan, polisi menduga hanya ada satu tali sling pada lift tersebut.

Temuan satu tali sling itu didapati berdasarkan hasil olah TKP. Polisi hanya menemukan satu tali sling yang terpasang pada rel kereta lift.

"Awalnya tiga (tali sling) sekarang jadi satu. Tahun 2022 itu masih tiga, baru 2023 diganti, Maret 2023 kalau enggak salah (diganti)," kata Ario Seno, Selasa (5/9/2023).

Hal itu dinilai menjadi salah satu penyebab lift sangat mudah jatuh karena mudah tali putus.

"Walau pun tali baja itu mungkin kuat angkat beban sampai 500 kilogram, 1 ton sekali pun, namanya tetap cuma 1 tali kalau 1 tali putus kan dia enggak ada backup yang lain," kata dia.

Pengurangan tali sling lift bisa dimungkinkan atas permintaan pemilik.

"Mungkin itu owner yang minta ke teknisinya, mungkin harapannya supaya perawatannya lebih mudah kalau penggantian lebih gampang atau bagaimana," kata Ario.

Berdasarkan catatan kontraktor, kata dia, kapasitas maksimal lift aalah enam orang. Sedangkan saat kecelakaan lift diisi oleh enam orang.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan mengungkapkan, ditemukan pula ternyata roda rem lift tak berfungsi dengan baik.

"Lagi didalami, karena pada saat itu diperkirakan remnya tidak berfungsi. Di sana harusnya ada rem, ternyata diduga rem tidak berfungsi dengan baik," tuturnya, Selasa (5/9/2023), seperti dilansir dari Tribun Bali.

Polisi menyita sejumlah barang bukti yakni tali lift yang putus sepanjang 3,85 meter, 6 meter sisa tali sling, roda rem, serta pelat pengaman warna hijau.

Polda Bali menyatakan akan menggelar reka ulang uji tarik lift untuk mengetahui penyebab putusnya tali berimbas kecelakaan.

Langkah ini, menurut Jansen, adalah bagian dari scientific investigation yang dilakukan oleh Bidlabfor Polda Bali.

"Dites lagi dengan kemiringan tersebut, beban seperti tadi, akan reka ulang. Semuanya dilakukan secara scientific investigation," tandasnya.

Sempat dikeluhkan rusak

Sementara itu, Ngurah Krisna, kekasih salah satu korban tewas yang bernama Kadek Hardiyanti mengungkapkan, lift tersebut diduga sempat mengalami kerusakan.

Hal itu terungkap dari cerita korban yang harus naik turun tangga karena lift rusak.

Keluhan Kadek Hardiyanti itu disampaikan sehari sebelum tragedi lift jatuh itu terjadi.

"Sekarang lift rusak, besok sudah dipakai liftnya dan ada kejadian itu," tutur Ngurah Krisna.

Koster ancam akan tindak tegas

Kejadian tersebut membuat Gubernur Bali I Wayan Bali mengancam akan menindak tegas pengelola jika ditemukan kelalaian dalam pengelolaan lift.

"Itu akan ditindak tegas," kata dia, Senin (4/9/2023).

Dia menduga, salah satu faktor putusnya tali sling di Ayu Terra Resort adalah karena tak adanya proses evaluasi dan perawatan yang baik.

"Sarana yang digunakan untuk itu mungkin ya karena sudah lama enggak dievaluasi," tutur dia.

Koster meminta para pelaku pariwisata rutin melakukan evaluasi demi nama baik pariwisata Bali.

"Ini jadi catatan juga bagi kita untuk para pelaku usaha wisata supaya mempertimbangan lah hal-hal seperti ini," katanya.

5 tewas

Lift yang dibangun di atas tebing sebuah resor terjatuh pada Jumat (1/9/2023) sekitar pukul 13.00 Wita.

Tali diduga putus sehingga tabung lift meluncur saat hendak mencapai puncak.

Lima orang karyawan tewas dalam peristiwa tersebut.

Mereka ialah I Wayan Aries Setiawan (23), Sang Putu Bayu Krisna (19), Ni Luh Superningsih (20), Kadek Hardiyanti (24), dan Kadek Yanti Pradewi (19).

Sumber: Kompas.com (Penulis: Yohanes Valdi Seriang Ginta)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Roda Rem Lift Tak Berfungsi, PoldaBali Akan Reka Ulang di Ayu Terra Resort Ubud Usai Ada Korban Jiwa

https://denpasar.kompas.com/read/2023/09/06/045400478/sederet-temuan-soal-kondisi-lift-yang-jatuh-di-bali-dan-tewaskan-5-karyawan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com