Salin Artikel

Pj Gubernur Bali Soroti Kasus Lift Jatuh yang Tewaskan 5 Orang

DENPASAR, KOMPAS.com - Pejabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya akan mengumpulkan seluruh jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) untuk membahas kecelakaan lift atau gondola yang menewaskan lima karyawan di Ayu Terra Resort, Ubud, Gianyar, Bali.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Bali juga akan membahas wisata ekstrem atau uji nyali yang beberapa waktu belakang menelan dua korban jiwa warga negara asing (WNA).

"Untuk keamanan dan kenyamanan wisatawan, titiang (saya dalam bahasa Bali) akan bahas dengan OPD dan stakeholder terkait," kata dia kepada wartawan melalui pesan WhatsApp, Kamis (7/9/2023).

Mahendra mengatakan, rapat koordinasi tersebut dilakukan untuk mengambil kebijakan jangka pendek terkait permasalahan tersebut.

"Kita akan bahas dan putuskan pada saat rapat, langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam jangka pendek," kata dia

Ia menghimbau para pelaku wisata agar tidak hanya mengedepankan citra tetapi juga harus memperhatikan keamanan dan keselamatan wisatawan.

"Harapannya saya para pelaku usaha, untuk pelayanan kepada wisatawan tidak hanya sikap yang baik, ramah, dan nyaman, lingkungan bersih, namun memperhatikan pula keamanan dan keselamatan," kata dia.

Seperti diketahui, sektor pariwisata Bali menjadi sorotan publik usai rentetan peristiwa kecelakaan di wahana dan akomodasi wisata beberapa waktu belakangan.

Dimulai dari seorang warga negara Jepang berinisial KS (60) tewas terjatuh dari ketinggian tiga meter saat bermain fly fish di Water Sport Bali Coral, Tanjung Benoa, Badung, Bali pada Jumat (18/08/2023) pukul 10.00 Wita.

Polisi menyebut kejadian terjadi diduga karena faktor cuaca.

Kemudian, lima orang karyawan tewas dalam kecelakaan kerja akibat terjatuhnya lift atau gondola Ayu Terra Resort, Ubud, Gianyar, Bali, Jumat (1/9/2023).

Kelima korban tersebut yakni, dua orang laki-laki Sang Putu Bayu Krisna (19) dan I Wayan Aries Setiawan (23). Serta, tiga orang perempuan yakni Ni Luh Superningsih (20), Kadek Hardiyanti (24), dan Kadek Yanti Pradewi (19).

Saat ini, peristiwa tersebut masih didalami oleh aparat kepolisian dan dinas terkait lainnya.

Selanjutnya, seorang warga negara Korea Selatan, berinisial SJ (57), tewas terjatuh saat bermain paragliding di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Jumat (1/9/2023).

Dari hasil penyelidikan polisi, turis pria tersebut tewas terjatuh diduga akibat diterjang angin kencang saat menjajal salah satu permainan uji nyali tersebut.

https://denpasar.kompas.com/read/2023/09/07/173401178/pj-gubernur-bali-soroti-kasus-lift-jatuh-yang-tewaskan-5-orang

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com