Salin Artikel

Mengenal Tupek Landep di Bali: Makna dan Waktu Pelaksanaan

KOMPAS.com - Tumpek Landep merupakan tradisi masyarakat Bali yang mayoritar beragama Hindu.

Hari Raya Tumpek Landep merupakan rangkaian Hari Raya Saraswati.

Tumpek Landep adalah hari peringatan untuk memohon keselamatan kepada Hyang Widhi Wasa dalam manifetasinya sebagai Sanghyang Pasupasti.

Hari Raya Tumpek Landep merupakan momentum umat Hindu di Bali sebagai pernyataan syukur dan menghargai teknologi (terbuat dari logam, besi, perak, emas, dan sejenisnya) sebab telah membantu manusia dalam menjalani kehidupannya.

Tumpek Landep

Makna Tumpek Landep

Kata landep berarti tajam, lancip, runcing, atau ketajaman. Dalam arti harfiah diartikan dalam senjata tajam, seperti tombak dan keris.

Benda-benda tersebut mempunyai fungsi untuk menegakkan kebenaran, sehingga benda-benda itu diupacarai.

Sesuai konteks kekinian, senjata lancip mempunyai arti yang luas yang tidak sebatas keris dan tombak.

Melainkan benda-benda hasil cipta karsa manusia yang mempermudah hidupnya, seperti mobil, sepeda motor, komputer, laptop, dan sebagainya. Benda-benda tersebut diupacarai.

Umat Hindu tidak menyembah benda-benda teknologi ini.

Mereka memohon kepada Sang Hyang Pasupati yang telah menganugerahkan kekuatan pada benda tersebut sehingga bermanfaat dan mempermudah kehidupan.

Makna Tumpek Lamdep adalah tonggak penajaman pikiran (landeping idep).

Penyadaran manusia terhadap instrumen terpenting dalam kehidupannya, yaitu idep (daya pikir).

Kemampuan berpikir tersebutlah yang menjadikan manusia sebagai makhluk mulia dibandingkan tumbuhan dan hewan.

Manusia sudah sepatutnya tiada henti untuk mengasah ketajaman pikirannya hingga mencapai kecemerlangan budi, yaitu dapat memilih yang baik dan buruk.

Dengan budi yang baik, manusia dapat memerangi kebodohan maupun kesengsaraan.

Waktu Pelaksanaan Tumpek Landep

Perayaan Tumpek Landep dilakukan setiap Saniscara/hari Sabtu Kliwon Wuku Landep. Secara perhitungan kalender Bali, hari raya tersebut dirayakan setiap 210 hari atau enam bulan sekali.

Tumpek berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu tampa yang berarti turun.

Arti lainnya, tumpek berasal dari kata Metu yang artiya bertemu dan Mpek artinya akhir. Sehingga, tumpek berarti hari pertemuan wewaran Panca Wara dan Sapta Wara.

Panca Wara diakhiri oleh Kliwon dan Sapta Wara diakhir oleh Saniscara (hari Sabtu). Sedangkan, landep berarti tajam atau

Penentuan Hari Tumpek Landep termuat dalam lontar Sundarigama yang berbunyi "kunang ring wara landep, saniscara kliwon, pujawalin bhatara siwa, mwah yoga nira sang hyang pasupati".

Perayaan hari suci tersebut merupakan wujud bhakti kepada Sang Hyang Siwa Pasupati yang tidak lain adalah dewanya taksu dan senjata dalam kepercayaan Hindu di Bali.

Harapannya Sang Hyang Siwa Pasupati memberikan anugerah kepada benda-benda yang dimilikinya supaya mempermudah kehidupan pemiliknya.

Istilah pasupati dalam masyarakat dikenal sebagai proses sakralisasi atau penyucian benda-benda pusaka menggunakan mantram Weda atau sesonteng dan menggunakan banten (sesajen).

Dalam pemujaan Tumpek Landep, banten yang wajib digunakan adalah sesayut pasupati dan sarana lainnya.

Perayaan Tumpek landep umumnya dilakukan dengan menghaturkan tumpeng putih yang berisi ayam, terasi merah, ikan asin, sedah, dan buah-buahan ke Merajan.

Tumpek Landep akan diawali dengan sembahyang bersama. Perayaan ini dapat dilakukan di rumah-rumah warga maupun kantor-kantor.

Harapan umat Hindu yang melakukan upacara ini tidak sekedar menghaturkan banten, namun membangun kesadaran untuk tidak menimbulkan masalah untuk kehidupan manusia dan alam.

Sumber:

tamanbali.desa.id

bali.antaranews.com

www.kompas.tv

https://denpasar.kompas.com/read/2023/09/12/200030878/mengenal-tupek-landep-di-bali-makna-dan-waktu-pelaksanaan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com