Salin Artikel

Sangeh Monkey Forest di Bali: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

KOMPAS.com - Sangeh Monkey Forest terletak di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.

Sangeh Monkey Forest merupakan tempat wisata yang terkenal dengan monyet berkeliaran dengan bebas dan dikeramatkan penduduk setempat di hutan.

Sangeh Monkey Forest

Daya Tarik Sangeh Monkey Forest

Sangeh Monkey Forest terkenal dengan keberadaan kera yang jinak.

Kawasan tersebut juga merupakan Taman Wisata Alam berdasarkan SK Menteri Kehutanan No 87/Kps-II/1993 tanggal 16 Februari 1993 dengan luas sekitar 13.969 ha, yang sebelumnya merupakan cagar alam.

Tidak hanya terdapat kera di wilayah ini, namun berbagai flora dan fauna lainnya.

Ada hutan pala (Dipterocarpus trinervis) yang biji tidak dapat dimakan. Tanaman pala tumbuh rapat dan tinggi.

Jenis tanaman lainnya antara lain, seperti pule, amplas, cempaka kuning, kepohpoh, dan lain sebagainya.

Kera abu-abu merupakan jenis satwa yang paling dominan di wilayah ini. Satwa lainnya berupa alap-alap, elang, burung Hantu, terocok, musang, kucing hutan, dan lain sebagainya.

Pengunjung dapat menikmati beberapa aktivitas di Sangeh Monkey Forest.

Aktivitas Sangeh Monkey Forest

  • Interaksi dengan monyet

Bagi pencinta satwa, Sangeh Monkey Forest merupakan tempat wisata yang tidak akan pernah membosankan.

Pengunjung akan bertemu dengan banyak satwa asli penghuni hutan ini, yakni monyet ekor panjang.

Pengunjung juga bebas berinteraksi dengan monyet sambil berfoto dan memberi makan.

Jika ingin memberi makan, Anda dapat membeli pisang atau ubi di warung sekitar area parkir objek wisata ini.

Namun, pengunjung juga perlu waspada dengan barang bawaan, seperti perhiasan, kaca mata, dan tas. Barang-barang tersebut dapat diambil monyet secara tidak terduga.

Untuk lebih aman, pengunjung dapat menyewa jasa pemandu wisata.

  • Mengunjungi pura

Setelah puas bermain dengan monyet, Anda dapat mengunjungi tempat suci masyarakat Bali, yaitu pura.

Terdapat dua pura yang berada di tengah-tengah hutan. Pura yang ukurannya lebih kecil bernama Pura Melanting, sedangkan pura yang lebih luas bernama Pura Bukit Sari.

Berdasarkan sejarah, Pura Bukit Sari dipercaya memiliki kaitan dengan kejayaan Kerajaan Mengwi pada abad ke-17.

Keberadaan pura tersebut sangat sakral bagi masyarakat setempat.

  • Berburu foto

Terdapat banyak spot foto di Sangeh Monkey Forest, seperti pintu masuk ke arah pura, batang pohon yang menjulang tinggi, maupun jalan setapak.

Spot foto tersebut akan menyajikan kesejukan alam, keindahan pura, hingga kerindangan pohon hutan.

Sangeh Monkey Forest juga kerap digunakan sebagai area foto pre wedding dengan spot-spot foto tersebut.

Bagi pengunjung yang ingin melakukan sesi foto pre wedding akan dikenakan biaya tertentu.

Harga Tiket Masuk Sangeh Monkey Forest

Bagi pengunjung yang ingin menikmati wisata di Sangeh Monkey Forest akan dikenakan biaya sebesar Rp 15.000 untuk dewasa.

Tarif parkir kendaraan sebesar Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk mobil.

Bagi Anda yang akan melakukan kegiatan pemotretan pre wedding akan dikenakan biaya sebesar Rp 200.000 untuk masyarakat setempat.

Tarif tersebut berbeda untuk masyarakat luar Bali dan wisatawan mancanegara, yaitu Rp 300.000 untuk wisatawan domestik dan Rp 500.000 untuk wisatawan mancanegara.

Harga tersebut dapat berubah sewaktu-waktu.

Jam Buka Sangeh Monkey Forest

Jam buka Sangeh Monkey Forest mulai pukul 08.00-17.00 WIT.

Jarak tempuh Sangeh Monkey Forest dari Denpasar sekitar 24,6 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih hampir satu jam.

Perjalanan akan melalui Jalan Diponegoro, Jalan Hasanudin, Jalan Wahidin, Jalan Setia Budi, Jalan Cokroaminoto, Jalan Raya Lukluk, Jalan Raya Sempidi, Jalan Raya Penarungan, Jalan Oleg, Jalan Puputan Badung, dan Jalan Raya Sangeh.

Penulis: Dwi Nur Hayati | Editor: Amalia Purnama Sari

Sumber:

disparda.baliprov.go.id

badungtourism.badungkab.go.id

travel.kompas.com

https://denpasar.kompas.com/read/2023/10/05/162927978/sangeh-monkey-forest-di-bali-daya-tarik-aktivitas-dan-rute

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com