"Penjelasan lengkap apa yang harus kita perbaiki itu nanti itu akan ada di awal tahun 2024," ujarnya, Sabtu (7/10/2023) usai membuka World Tourism Day Golf Challenge di Buleleng, Bali.
Pihaknya dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengaku telah berkoordinasi dengan badan pengelola Geopark Kaldera Toba.
"Kami sudah berkoordinasi dengan badan pengelola yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi. Ke depan akan lebih terintegrasi dari segi kebijakan-kebijakannya," sambungnya.
Menurutnya, pihaknya telah melakukan langkah-langkah mitigasi sebelum adanya "kartu kuning" dari UNESCO tersebut.
"Sebelum itu kami sudah melakukan langkah-langkah mitigasi karena mendapatkan pengakuan UNESCO Global Geopark itu sangat sulit, apalagi menjaganya," jelasnya
"Menjaganya itu tentu harus menempatkan seluruh stakeholder termasuk masyarakat setempat," sambung dia.
Ia menekankan, sejumlah hal yang harus dijaga pada Geopark Kaldera Toba, yakni kelestarian lingkungan, flora dan faunanya, kemudian budayanya.
"Geopark ini kan ada tiga pilar, kelestarian lingkungannya, bebatuannya, juga flora dan fauna. Tapi juga yang terpenting budayanya juga. Jadi itu yang dipantau oleh UNESCO sehingga bisa berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat," bebernya.
https://denpasar.kompas.com/read/2023/10/07/161514678/kaldera-toba-dapat-kartu-kuning-unesco-sandiaga-mendapat-pengakuan-sulit